INDORAYA – Ribuat umat Budda bakal mengikuti puncak perayaan Hari Raya Waisak 2566 BE yang jatuh pada 16 Mei di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Ketua DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah, Tanto Harsono menyampaikan, mengingat Kabupaten Magelang masih dalam kondisi PPKM Level 2, protokol kesehatan akan diberlakukan secara ketat.
“Kami ada pemeriksaan suhu, hand sanitizer, dan masker tambahan. Termasuk relawan yang akan membantu acara kami,” kata Tanto usai audiensi dengan Kapolda Jateng.
Ia melanjutkan, kondisi PPKM level 2 di Kabupaten Magelang tersebut juga menyebabkan lokasi ibadah diberlalukan dengan sistem zonasi.
“Di zona satu nanti kami batasi hanya 1200 orang. Tapi seandainya melebihi, silahkan bisa ikut di zona dua, disana ada screen LED dan tenda,” katanya.
Pengamanan untuk peribadatan nasional dalam Hari Raya Waisak itu mendapat dukungan dari segenap Forkompimda Magelang. Tanto menyebut, baik Kapolres, Dandim, Polsek dan Koramil setempat akan melakukan pengamanan selama kegiatan ibadah berlangsung.
Perayaan Waisak sudah dihelat sejak Sabtu (7/5/22) lalu diawali dengan melakukan karya bakti di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang. Dilanjutkan ritual Kejawen di tiga candi, yaitu Candi Pawon, Mendut, dan Borobudur pada hari ini,” jelas Tanto.
Kemudian pada tanggal 13 Mei, bakti sosial juga berlangsung di Wisma Bikku Jayawijaya Kaloran, Temanggung dan Tuntang, Kabupaten Semarang.
“Kami juga ada ritual Selametan di Api Abadi Mrapen tanggal 13 Mei, jam 18.00 WIB. Walaupun kami Buddha, umat kami masih banyak yang adat Kejawen juga,” jelasnya.
Api tersebut kemudian dibawa ke Candi Mendut untuk disakralkan. Selain itu, akan ada ritual pengambilan air suci di umbul Jumprit, Temanggung.
Mengangkat tema “Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan”, pada puncak perayaan Waisak tahun ini juga akan ada pelepasan lampion untuk memeriahkan acara.
“Nanti tanggal 16 Mei jam 19.30 dan jam 21.00 WIB ada pelepasan lampion. Kami terbuka untuk siapa saja yang mau ikut pelepasan lampion,” pungkasnya. (Anung)