INDORAYA – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan efektivitas produksi, Pemerintah Kabupaten Rembang kembali menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada sejumlah kelompok tani. Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Bupati Rembang, Harno, di halaman Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpang), pada Rabu (3/12/2025).
Bupati menjelaskan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah daerah kepada para petani, terutama di tengah berkurangnya tenaga kerja manual. Sepanjang 2025, penyaluran alsintan telah dilakukan dua kali.
“Ini bukti nyata, pemerintah daerah memikirkan para bapak-bapak petani yang ada di Rembang, agar lebih mudah, lebih efisien, karena sekarang mencari tenaga manual agak susah,” ungkap bupati.
Ia menambahkan, memasuki bulan Desember, petani di wilayah Rembang telah mulai memasuki musim tanam (MT) I. Dengan adanya bantuan ini, alsintan diharapkan dapat segera dipakai untuk mempersiapkan lahan.
“Makanya ini secepatnya, karena ini menunggu hujan. Ketika hujan turun, traktor semuanya dibutuhkan bersamaan,” jelasnya.
Bupati juga berharap pendistribusian alsintan tersebut mampu mendorong peningkatan produktivitas petani serta memperkuat sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan daerah.
Kepala Dintanpang Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto, menyampaikan bahwa jumlah alsintan yang diberikan mencapai hampir 300 unit dengan total nilai Rp8,9 miliar. Bantuan itu terdiri dari kendaraan roda tiga, traktor roda dua, serta cultivator.
Agus meminta kelompok tani memanfaatkan dan merawat alsintan dengan optimal.
“Kami akan tindaklanjuti arahan Pak Bupati untuk mengimbau kelompok, agar bisa merawat dengan baik, sehingga alat lebih tahan lama. Dengan begitu, setiap dua tahun bantuan bisa bergilir kepada yang lain,” ujar Agus.
Sementara itu, anggota Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Kerep, Kecamatan Sulang, Yarjono, menyampaikan syukurnya setelah menerima traktor roda empat. Ia mengatakan bahwa alsintan tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian.
“Merasa senang, sangat bangga, karena memang butuh untuk pertanian. Sedangkan perkiraan kami masih banyak kekurangan alat seperti ini,” jelas Yarjono.
Ia menambahkan bahwa alat tersebut bersifat serbaguna dan dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman.
“Ini kan multifungsi, buat padi bisa, jagung juga bisa, tembakau bisa, untuk bajak lahan tebu juga bisa,” tambahnya.


