Cuaca Ekstrem di Semarang, Puluhan Pohon Tumbang dan Belasan Atap Rumah Roboh

Athok Mahfud
18 Views
3 Min Read
Pohon di Jalan Kompol Maksum Peterongan, Kota Semarang, tumbang pada Rabu (29/1/2025) malam akibat cuaca ekstrem. (Foto: istimewa)

INDORAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengungkap ada puluhan pohon tumbang dan belasan atap rumah milik warga roboh akibat cuaca ekstrem yang melanda Kota Semarang.

Cuaca ekstrem yang disertai hujan lebat dan angin kencang ini terjadi pada 29 dan 30 Januari 2025 lalu. Kondisi ini berimbas pada terjadinya bencana seperti pohon tumbang dan atap rumah roboh.

Selain itu, BPBD Kota Semarang juga mencatat terjadinya banjir dan tanah longsor di sejumlah titik. Namun dari semua kasus ini, dipastikan tidak ada korban jiwa.

“Pohon tumbang total ada 31 titik, tanah longsor terdapat 11 titik, atap rumah roboh ada 15 kasus, syukur tidak ada korban jiwa,” kata Kepala BPBD Kota Semarang,  Endro P Martanto kepada wartawan, Sabtu (1/2/2025).

Dia menjelaskan, banjir akibat hujan deras pada 29 dan 30 Januari terjadi di 15 titik. Yang terparah ialah kawasan ruas Jalur Pantura Kaligawe Genuk yang hingga saat ini masih tergenang air.

Menangani hal ini, BPBD Kota Semarang telah mengoptimalkan pompa air agar genangan cepat surut dan arus lalu lintas di jalan nasional tersebut tidak terganggu.

Lebih lanjut Endro mengingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. Pihaknya mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

“Hujan dan angin kencang ini sudah berturut-turut sejak kemarin, ini artinya harus waspada bencana hidrometeorologi. Untuk masyarakat yang berada di wilayah dekat pohon untuk berhati-hati karena rawan tumbang, selain itu juga waspada potensi banjir dan tanah longsor,” katanya.

Potensi Cuaca Ekstrem

Sementara itu BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang memberikan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang akan melanda hampir seluruh wilayah Jawa Tengah pada 1 hingga 3 Februari 2025.

Kepala BMKG Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo mengatakan bahwa analisis pola angin gradien 3000 feet saat ini menunjukkan adanya bibit siklon tropis 99S yang berada di Samudera Hindia Selatan Jawa dan bibit siklon tropis 96P yang berada di Laut Karang Australia.

“Dampak tidak langsung dari interaksi kedua bibit siklon tropis ini adalah dapat meningkatkan kecepatan angin di wilayah Jawa Tengah,” katanya dalam keterangan yang diterima, Jumat (31/1/2025).

Dinamika atmosfer saat ini menunjukkan masih menguatnya Monsun Asia, aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial, adanya aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), dan adanya daerah pertemuan angin (konvergensi) di Jateng.

Hal ini juga didukung oleh kelembaban udara di berbagai lapisan ketinggian yang cenderung basah dan labilitas lokal kuat yang mendukung proses pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jateng.

“Saat ini wilayah Jawa Tengah masih dalam musim hujan, dan beberapa di antaranya berada pada puncak musim hujan,” ungkap Yoga Sambodo.

Share This Article