Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Wapim DPRD Jateng Ingatkan Bahaya Overdevelopment di Kawasan Wisata Alam Jawa Tengah
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
EkonomiGaya HidupJateng

Wapim DPRD Jateng Ingatkan Bahaya Overdevelopment di Kawasan Wisata Alam Jawa Tengah

By Ainun Nafisah
Kamis, 09 Okt 2025
68 Views
Share
4 Min Read
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko.
SHARE

INDORAYA — Ledakan pembangunan di kawasan wisata alam Jawa Tengah mulai menuai kekhawatiran dari banyak kalangan. Dari pegunungan Dieng hingga pantai-pantai di Karimunjawa, ekspansi hotel, kafe, dan villa terus meningkat tanpa diimbangi tata kelola lingkungan yang matang.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, mengingatkan bahwa fenomena “overdevelopment” atau pembangunan berlebihan di kawasan wisata berpotensi merusak daya dukung alam serta identitas sosial masyarakat setempat.

“Wisata alam tidak bisa dikelola dengan logika kota. Kalau semua dibangun jadi beton, yang kita jual ke depan hanya kenangan, bukan keindahan,” ungkapnya.

Data Dinas Pariwisata Jawa Tengah mencatat, hingga September 2025 jumlah kunjungan wisata mencapai 12,5 juta wisatawan domestik dan 150 ribu wisatawan mancanegara, meningkat 8% dari tahun sebelumnya. Namun, peningkatan tersebut justru diiringi lonjakan izin pembangunan fasilitas komersial di kawasan konservasi dan pegunungan.

Di Dieng, misalnya, perluasan lahan parkir dan pembangunan penginapan menyebabkan alih fungsi lahan pertanian hingga 70 hektare sepanjang dua tahun terakhir.

Ilustrasi: Objek wisata di Jawa Tengah

Heri menilai, tren pembangunan yang tidak terkendali ini memperlihatkan adanya kesenjangan antara pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab ekologis.

“Pemerintah daerah sering tergoda pada investasi jangka pendek tanpa perhitungan lingkungan. Padahal, kalau alam rusak, pariwisata akan kehilangan nilai jualnya,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa revisi tata ruang daerah harus segera dilakukan agar tidak ada tumpang tindih antara zona konservasi dan zona komersial.

Menurut Heri, salah satu penyebab utama overdevelopment adalah lemahnya koordinasi antara dinas pariwisata, lingkungan hidup, dan pemerintah kabupaten/kota.

“Banyak proyek wisata yang berdiri dulu baru mengurus izin kemudian. Ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tapi bentuk pengabaian terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Selain kerusakan lingkungan, Heri juga menyoroti dampak sosial yang muncul akibat pembangunan wisata besar-besaran. Banyak warga lokal yang kehilangan akses ke lahan, air bersih, dan mata pencaharian tradisional.

“Ada ironi ketika masyarakat asli yang menjaga alam justru tersisih karena lahan mereka dikomersialisasi. Itu bentuk ketimpangan baru yang sering luput dari perhatian,” ucapnya.

Ilustrasi: Wisata di Jawa Tengah

Untuk itu, Heri mendorong agar setiap proyek wisata baru wajib melalui kajian lingkungan strategis (KLHS) dan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap perencanaan.

“Keterlibatan warga bukan formalitas. Mereka harus jadi subjek utama, bukan sekadar penonton,” katanya.

Heri juga menyarankan Pemprov Jateng untuk mengembangkan model pariwisata berbasis komunitas (community-based tourism) sebagai solusi jangka panjang. Model ini, menurutnya, memungkinkan masyarakat menjadi pelaku utama ekonomi wisata tanpa mengorbankan kelestarian alam.

“Desa-desa wisata yang berhasil bukan karena investor besar, tapi karena kolaborasi dan rasa memiliki warganya,” ujar Heri, saat mencontohkan Desa Wisata Kandri di Semarang dan Sikunir di Wonosobo yang sukses menjaga keseimbangan alam dan ekonomi.

Ia berharap, momentum penerapan Perda Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan dapat dijadikan titik balik agar pembangunan wisata di Jawa Tengah tidak hanya mengejar angka kunjungan, tetapi juga menjaga warisan ekologis dan budaya.

“Kalau kita bicara pariwisata berkelanjutan, ukurannya bukan seberapa banyak hotel dibangun, tapi seberapa lama alam dan masyarakatnya bisa bertahan,” pungkasnya.

TAGGED:Heri Pudyatmokooverdevelopment WisataWisata Jateng
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik Kamis, 09 Okt 2025
  • Dorong Rantai Nilai Lokal, Heri Londo Ajak BUMD Jadikan Produk Desa Jadi Prioritas Pengadaan Kamis, 09 Okt 2025
  • Wapim DPRD Jateng Ingatkan Bahaya Overdevelopment di Kawasan Wisata Alam Jawa Tengah Kamis, 09 Okt 2025
  • Aliansi Masyarakat Pati Bela 4 Tersangka Aksi Kericuhan yang Ditahan Polda Jateng Kamis, 09 Okt 2025
  • Rusak Mobil Provos dan Aniaya Polisi Saat Demo Lengserkan Bupati, 4 Warga Pati Ditahan Kamis, 09 Okt 2025
  • KAI Semarang Salurkan Bantuan Rp94,8 Juta Untuk Pendidikan dan Kemasyarakatan Kamis, 09 Okt 2025
  • Ahmad Luthfi Dukung Seniman Jateng Tembus Panggung Internasional sebagai Diplomasi Budaya Kamis, 09 Okt 2025

Berita Lainnya

Jateng

Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik

Kamis, 09 Okt 2025
DaerahEkonomiJateng

Dorong Rantai Nilai Lokal, Heri Londo Ajak BUMD Jadikan Produk Desa Jadi Prioritas Pengadaan

Kamis, 09 Okt 2025
Jateng

Ahmad Luthfi Dukung Seniman Jateng Tembus Panggung Internasional sebagai Diplomasi Budaya

Kamis, 09 Okt 2025
Jateng

Polda Jateng Sebut Demonstrasi Agustus 2025 Kelewat Batas, Mengarah Tindak Pidana

Kamis, 09 Okt 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?