INDORAYA – Setelah terjadinya longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berbagai pihak segera memberikan bantuan, termasuk para anggota DPRD Jateng.
Salah satunya adalah Tietha Ernawati Suwarto, anggota Komisi A DPRD Jateng dari Dapil XI Cilacap–Banyumas, yang langsung mengirimkan bantuan logistik untuk warga terdampak sebagai bentuk kepeduliannya. Bantuan tersebut meliputi beras, minyak, gula, pakaian, sarung, kasur lipat, hingga kebutuhan khusus seperti popok bayi dan pembalut wanita. Sebagai putri daerah Majenang, ia mengaku tidak ingin warganya menghadapi musibah ini sendirian.
“Bantuan itu dikirimkan sejak hari Sabtu (15/11/2025),” ujarnya kepada Indoraya.News melalui pesan WhatsApp, Jumat (21/11/2025).
Sebagai putri dari Bupati Cilacap periode 2012–2017, Tato Suwarto Pamuji, Tietha mengungkap bahwa ia sangat memahami kondisi geografis Cilacap, termasuk area rawan bencana. Banyak informasi terkait kerentanan wilayah ia ketahui langsung dari ayahnya yang merupakan pakar Geodesi ITB.
“Tahun 2015 sejak ayahnya masih menjabat pakar Geodesi ITB dan ternyata titik rawan bencana banyak,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Cilacap memiliki sejumlah zona rawan bencana. Bagian timur berada dalam area berpotensi tsunami, sedangkan bagian barat kerap diguncang gempa akibat keberadaan lempeng dan patahan aktif.
Terkait longsor Majenang, ia menjelaskan bahwa di bagian atas wilayah tersebut terdapat mata air menyerupai kubangan, dan intensitas hujan yang tinggi turut memicu longsor.
“Nah untuk longsor Majenang di atasnya terdapat mata air yang bentuknya kubangan. Apalagi curah hujannya tinggi menyebabkan longsor,” jelasnya.
Tietha menilai Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten telah merespons bencana dengan cepat. Namun ia menegaskan perlunya langkah lanjutan berupa percepatan relokasi serta pembangunan hunian sementara yang aman dari risiko longsor.
“Kemarin pak Gubernur sudah menyiapkan di tempat lain seluas 3,5 hektar. Tapi realiasi kapan belum tahu dan saya mendorong untuk mempercepat pembangunan hunian,” imbuhnya.
Ia merasa prihatin terhadap kondisi para pengungsi, terutama karena berbagai kendala biasanya muncul saat mereka tinggal di lokasi pengungsian.
“Yang pasti kebutuhan papan yang harus disediakan. Paling tidak saya mendorong agar segera disediakan hunian,” kata dia.
Selain itu, Tietha juga menekankan pentingnya pendampingan psikologis bagi para korban, terutama anak-anak yang rentan mengalami trauma pascabencana.
“Jadi perlu dilakukan pendampingan trauma healing paska bencana,” tandasnya.


