INDORAYA – Upaya pencarian korban tanah longsor yang melanda dua dusun di Desa Cibuyut, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kembali menunjukkan perkembangan. Pada hari ketujuh pencarian, Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia. Dengan penemuan terbaru tersebut, total korban jiwa kini berjumlah 18 orang, sementara lima warga lainnya masih dinyatakan hilang dan terus dicari.
Menurut data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, kedua korban yang ditemukan pada Selasa merupakan warga Dusun Tarukahan, yakni Arumi Purnamasari (4) dan Lilis Safitri (39).
“Kemarin dua ditemukan. Sisa lima dan pencarian masih berlanjut nanti [Rabu] pagi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul kepada wartawan, Rabu dini hari.
BPBD Jateng juga merilis data sementara mengenai dampak longsor tersebut. Sebanyak 16 rumah dilaporkan roboh atau hilang dan menimpa 17 KK dengan total 46 jiwa. Selain itu, masih ada 16 rumah dalam kondisi terancam. Secara total, 229 warga tercatat terdampak langsung, dengan rincian 18 orang meninggal dunia, 5 masih hilang, dan 11 lainnya terluka. Luas area terdampak diperkirakan mencapai 6,5 hektare.
“Pengungsi sifatnya fluktuatif,” terangnya.
Chomsul menambahkan bahwa ada 58 warga menjalani rawat jalan akibat mengalami sakit selama berada di lokasi pengungsian, sementara tiga warga lainnya dirawat inap karena kondisi kesehatan serupa.
Adapun daftar lima korban yang masih dalam pencarian adalah:
- Nina
- Fani
- Fatin
- Danu
- Aca
“Penanganan pencarian korban tertimbun longsor oleh tim gabungan. Alat berat juga kami kerahkan,” pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan pentingnya Pemkab Cilacap segera menyiapkan masa transisi dari darurat menuju pemulihan. Ia menyoroti bahwa total 269 kepala keluarga terdampak, baik yang rumahnya hancur maupun yang berada di zona rawan, membutuhkan penanganan serius.
Suharyanto juga mengingatkan potensi bahaya susulan. Berdasarkan analisis Badan Geologi, wilayah Majenang yang terdampak longsor pada Kamis (13/11/2025) masih berisiko mengalami pergerakan tanah selanjutnya karena kontur perbukitan dengan kemiringan bervariasi.
Karena itu, menurutnya, relokasi menjadi langkah wajib yang harus dilakukan bagi warga di kawasan terdampak, dan penyediaan lahan relokasi menjadi prioritas utama.
“Saya senang di Cilacap ini Pak Bupati [Syamsul Aulia Rachman] sigap mencari lahan relokasi bagi warga terdampak. Laporan yang saya terima, lokasinya sudah ada dan tidak jauh, sekitar 2,5 kilometer,” bebernya.


