Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Jangan Paksa Dunia Sesuai Keinginanmu! Review Lengkap Buku Fenomenal Mel Robbins
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
Opini

Jangan Paksa Dunia Sesuai Keinginanmu! Review Lengkap Buku Fenomenal Mel Robbins

By Fatimah Chania
Sabtu, 22 Nov 2025
743 Views
Share
4 Min Read
Buku The Let Them Theory karya Mel Robbins
SHARE

INDORAYA – Buku The Let Them Theory merupakan salah satu buku karya Mel Robbins, bestselling author dari New York Times tahun 2024.

Buku ini adalah pengembangan cemerlang dari konsep penulis yang sempat viral, dan secara tegas diiringi janji di sampulnya: “A Life Changing Tool That Millions of People Can’t Stop Talking About”.

Hal ini merujuk pada popularitas teori ini yang meledak di media sosial dan klaim bahwa prinsip ‘Biarkan Saja’ (Let Them) ini benar-benar mampu mengubah cara pandang secara mendasar.

Inti teorinya sangat sederhana dan membumi: kita didorong untuk membiarkan orang lain menjalani keberadaannya, sekaligus berhenti berupaya mengendalikan hal-hal yang memang di luar jangkauan kita.

Robbins menjelaskan bagaimana bersikap menerima—yang berbeda dari sekadar pasrah—dapat menjadi kunci untuk meraih ketenangan hidup, membangun hubungan yang sehat, dan memfokuskan energi pada diri sendiri.

Melalui kisah otobiografi, refleksi psikologis, dan contoh nyata yang didukung oleh riset dan basis data, buku ini mengajak pembaca melepaskan genggaman pada ekspektasi berlebih terhadap orang lain, demi menemukan kedamaian dalam ruang lingkup tanggung jawab pribadi.

Keunggulan buku ini terasa pada konsepnya yang sangat relevan dan aplikatif untuk dinamika kehidupan sehari-hari. Pesan intinya disampaikan dengan gaya bahasa lugas namun persuasif, menciptakan nuansa yang amat akrab dan personal.

Pembaca akan merasa seolah sedang berdialog santai dengan seorang kawan, didorong untuk berintrospeksi dan disuguhkan narasi pengalaman secara langsung, menjadikan buku ini interaktif.

Robbins memperkaya pembahasan dengan banyak menceritakan pengalaman pribadi dan secara gamblang memaparkan metode implementasi teori yang menjadi ciri khasnya sendiri.

Struktur bab-nya pun sangat terorganisir, seakan mengikuti alur pikiran dan menjawab pertanyaan ‘bagaimana jika’ (what if) yang mungkin timbul di benak pembaca setelah menamatkan setiap bab, memberikan alur berpikir yang detail dan komprehensif. Semua kualitas ini secara kolektif memberikan dampak emosional yang kuat dan otentik bagi kesejahteraan mental pembaca.

Meskipun demikian, buku ini memiliki beberapa sisi yang bisa diperdebatkan. Bagi pembaca yang mencari kedalaman kerangka teoritis, konsepnya mungkin terasa terlalu sederhana atau ringkas.

Karena cakupan bahasannya cukup luas, sebagian pembaca merasa beberapa bab menjadi kurang relevan atau terasa melenceng dari topik utama yang tengah dibahas.

Selain itu, adanya kalimat yang repetitif atau pengulangan ide di beberapa bagian dapat menurunkan tempo baca, membuat buku ini lebih cocok untuk bacaan ringan non-akademis.

Sebagai penutup, buku ini sangat tepat bagi individu yang sedang berjuang melawan keinginan untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan.

The Let Them Theory bukanlah buku panduan teknis yang kaku, melainkan pengingat yang tulus untuk menghentikan paksaan agar dunia berjalan sesuai keinginan pribadi.

Setelah menuntaskan The Let Them Theory, pembaca akan merasakan satu perubahan fundamental: pergeseran alokasi energi mental.

Alih-alih menghabiskan waktu dan emosi untuk menganalisis, mencemaskan, atau mencoba mengubah keputusan, perilaku, atau emosi orang lain, pembaca disalurkan untuk mengarahkan fokus sepenuhnya ke dalam diri sendiri.

Hasil yang paling terasa adalah perolehan kedamaian batin yang nyata, kemampuan untuk menetapkan batasan diri (boundary) tanpa rasa bersalah, dan pembebasan signifikan dari beban ekspektasi yang selama ini terasa memberatkan.

Buku ini berhasil menanamkan pola pikir bahwa menerima kenyataan orang lain apa adanya adalah tindakan paling kuat dari self-care.

TAGGED:Buku Mel RobbinsBuku The Let Them TheoryMel Robbins
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp
ByFatimah Chania
Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Terbaru

  • AI yang Meledak: Senjata atau Jebakan Data? Sabtu, 22 Nov 2025
  • Jangan Paksa Dunia Sesuai Keinginanmu! Review Lengkap Buku Fenomenal Mel Robbins Sabtu, 22 Nov 2025
  • Nasabah Godong Raih Emas 124 Gram, Pegadaian Semarang Meriahkan Festival Tring! Sabtu, 22 Nov 2025
  • Tietha Ernawati Dorong Hunian Sementara dan Trauma Healing bagi Korban Longsor Majenang Sabtu, 22 Nov 2025
  • CRF Rally Indonesia Rayakan HUT ke-7 dengan Aksi ‘Role Switch’ Tukang Becak Sabtu, 22 Nov 2025
  • Baru Dibuka, Lapis Kukus dari Semarang Steam Factory Langsung Diburu Ratusan Orang Sabtu, 22 Nov 2025
  • Touring Adventure Semarang–Jogja Warnai Perayaan HUT ke-7 CRF Rally Indonesia Sabtu, 22 Nov 2025

Berita Lainnya

OpiniTeknologi

AI yang Meledak: Senjata atau Jebakan Data?

Sabtu, 22 Nov 2025
Opini

Urgensi Menjaga Keamanan Data di Era Digital

Jumat, 21 Nov 2025
Opini

Abadi Nan Jaya: Ketika Jamu, Ambisi, dan Mayat Hidup Menyatu di Tanah Jawa

Sabtu, 15 Nov 2025
Opini

Membaca Indonesia melalui Novel Terbaru Ratih Kumala “Koloni”

Sabtu, 15 Nov 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?