INDORAYA – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi, menegaskan bahwa percepatan pembangunan di wilayahnya tidak bisa dilakukan secara sektoral dan terpisah, melainkan harus melalui sinergi dan kerja kolektif lintas sektor.
Pernyataan itu disampaikan saat menghadiri peluncuran buku dan penganugerahan kepada 75 tokoh pamomong Jateng yang digelar oleh Suara Merdeka Network (SMN) di Grhadika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jumat malam (25/7/2025).
Menurut Luthfi, penghargaan tersebut menjadi pemantik semangat dan dorongan moral dalam membangun Jawa Tengah secara bersama.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak untuk bergandengan tangan dan menjalankan perannya masing-masing demi kemajuan daerah.
“Kita pun sebagai tokoh harus saling bergandengan tangan bersama-sama, sehingga Jateng adalah kita ambil bersama,” jelasnya.
Luthfi juga menyampaikan bahwa pembangunan hanya bisa dipercepat apabila semua unsur masyarakat dan pemerintahan bersatu dalam satu gerak. Tidak boleh ada ego sektoral atau keinginan untuk tampil dominan. Semangat kolaboratif “Together we can” menjadi prinsip utama dalam membangun Jateng, katanya.
Wujud konkret kebersamaan itu terlihat dari keterpaduan program antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga ke tingkat desa. Di samping itu, ia juga menyoroti pentingnya peran dari elemen non-pemerintah, seperti akademisi dan media.
Sebagai contoh, Pemprov Jateng telah menjalin kemitraan dengan 44 rektor perguruan tinggi di provinsi tersebut. Selain itu, Luthfi juga melibatkan Forum Senayan yang terdiri dari anggota DPR RI daerah pemilihan Jateng, serta Forum Berlian yang mewadahi seluruh anggota DPRD Jateng.
Ia juga mengundang tokoh-tokoh asal Jateng yang kini menjabat di tingkat nasional – termasuk para menteri dan kepala lembaga – untuk turut berkontribusi membangun kampung halamannya. Di sisi lain, media massa juga menjadi mitra strategis, tak hanya dalam menyampaikan informasi, tetapi juga menjalankan fungsi kontrol sosial.
“Media merupakan suatu mitra kami, dalam rangka membangun dan memberikan suatu pemberitaan yang konstruktif. Di samping itu juga sebagai kontrol dalam rangka kita membangun Jateng,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Suara Merdeka Network, Kukrit Suryo Wicaksono, menyampaikan bahwa peluncuran buku dan pemberian penghargaan kepada 75 tokoh pamomong bukan sekadar simbolik. Para tokoh tersebut merupakan sosok panutan, penuh keteladanan, serta menunjukkan komitmen pengabdian kepada masyarakat.
“Seorang pamomong bukan sekadar tokoh, bukan sekadar pemimpin. Seorang pamomong adalah penuntun, pendamping, pelindung, sekaligus penggerak di tengah kemasyarakatan. Ia hadir bukan hanya saat disorot, bukan hanya karena ingin viral, tetapi juga dibalik layar pamomong selalu menjadi part of the solution, untuk setiap permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Beberapa nama tokoh nasional yang masuk dalam daftar 75 Tokoh Pamomong Jateng antara lain KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Yahya Cholil Staquf (Ketua PBNU), Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Budi Susanto (Menteri Perdagangan), Taj Yasin Maimoen (Wakil Gubernur Jateng), Nawal Arafah Yasin (Ketua TP PKK Jateng), Ahmad Tohari, dan lainnya.