INDORAYA – Enam mahasiswa program KKN UIN Walisongo Semarang mengalami nasib nahas saat bermain air di Sungai Jolinggo, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Selasa (4/11/2025).
Enam mahasiswa tersebut hanyut ke sungai. Berdasarkan pencarian Tim SAR gabungan hingga kini, lima korban ditemukan dalam keadaan tewas. Sementara satu mahasiswa lainnya masih dilakukan pencarian.
Menanggapi musibah yang menimpa mahasiswanya, Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Nizar, mengatakan, keluarga besar kampus UIN berduka mendalam atas peristiwa tersebut. Pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Atas nama universitas, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan tim SAR untuk mendukung upaya pencarian serta mendampingi keluarga mahasiswa di lokasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/11/2025).
Rektor menegaskan, kampus akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan KKN, terutama soal keamanan, mitigasi risiko, dan pengawasan kegiatan lapangan.
“Keselamatan mahasiswa adalah prioritas utama universitas. KKN adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat, namun harus selalu dijalankan dengan kesiapsiagaan dan pertimbangan keselamatan yang matang,” tegasnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian, UIN Walisongo telah mengambil beberapa langkah. Pertama, menurunkan tim pendamping universitas dan dosen pembimbing KKN untuk mendampingi keluarga korban dan membantu proses pencarian di Kendal.
Selain itu terus berkoordinasi dengan BPBD Kendal, Kantor SAR Semarang, dan aparat setempat dalam proses pencarian dan menyediakan layanan konseling dan dukungan spiritual bagi mahasiswa dan keluarga yang terdampak.
“Kami juga akan melakukan evaluasi dan penguatan sistem keamanan kegiatan KKN di seluruh lokasi penugasan,” tegas Rektor.
Lebih lanjut, pihaknya memohon doa kepada seluruh masyarakat agar mahasiswa yang masih dalam pencarian segera ditemukan serta agar keluarga korban diberi kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi ujian.
Adapun doa bersama dilaksanakan pada malam hari ini untuk mengenang para korban yang meninggal dan semoga melalui doa bersama ini korban yang belum ditemukan dalam keadaan selamat.
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah para korban, memberikan ketabahan bagi keluarga, dan melindungi seluruh mahasiswa dalam pengabdian mereka di tengah masyarakat,” tandas Prof. Nizar.


