Ad imageAd image

Intens Safari Politik di Akhir Jabatan Gubernur, Pengamat Singgung Etika Politik Ganjar Pranowo

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 753 Views
3 Min Read
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Diponegoro Semarang, Nur Hidayat Sardini menyinggung safari politik yang intens dilakukan oleh Bakal Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo di sisa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng).

Diketahui sejak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar sebagai Calon Presiden 2024, ia intens melakukan safari politik ke sejumlah daerah di luar Jateng. Sementara empat bulan lagi jabatannya sebagai Gubernur Jateng akan berakhir.

Nur Hidayat mengatakan, secara hukum atau regulasi memang tidak masalah lantaran tahapan Pemilu belum memasuki masa kampanye dan KPU RI juga belum menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden.

BACA JUGA:   Bandingkan Upah Jateng, Jatim, dan Jabar, Serikat Buruh: Jateng Paling Murah

Namun secara etika politik, safari politik yang intens dilakukan Ganjar Pranowo ke sejumlah daerah di luar Jateng tidaklah etis. Pasalnya ia masih memiliki tanggung jawab sebagai kepala daerah atau Gubernur Jateng.

“Selain hukum, etika juga perlu diterapkan. Idealnya tidak maju sebagai Capres. Bayangkan jika itu terbengkalai, termasuk administrasi karena kita tahu tugas gubernur berat,” ujarnya saat ditemui Indoraya.news di Kantor Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Undip Semarang, Kamis (8/6/2023).

Lanjut Nur Hidayat, meskipun safari politik itu dilakukan Ganjar saat akhir pekan. Namun menurutnya, lebih baik waktunya bisa dimanfaatkan untuk menuntaskan pembangunan daerah di empat bulan terakhir jabatannya.

BACA JUGA:   Realisasi Pajak Kendaraan Jateng Tahun 2023 Rp5,5 Triliun, Target Belum Tercapai

“Padahal sisa jabatannya masih lumayan berbulan-bulan itu tindakan (menyiapkan pencalonan Presiden 2024 saat masih menjabat Gubernur: red) tidak etis kalau gitu caranya,” ungkap Ketua Bawaslu RI periode 2008-2011 tersebut.

Pasalnya ia menilai bahwa Ganjar masih memiliki sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. Contohnya kemiskinan di Jateng yang mencapai 10,98 persen atau masih ada 3,86 juta jiwa orang miskin di Jateng.

Lebih lanjut ia menegaskan, problem kemiskinan perlu perhatian serius dari Pemprov Jateng. Ganjar seharusnya bisa memanfaatkan waktu akhir pekannya untuk fokus menangani hal ini daripada sibuk melakukan safari politik ke beberapa daerah lain.

“Kemiskinan kita kan signifikan, lumayan besar. Perhatian yang bisa langsung day to day sampai akhir pekan, konsentrasi di kantor sampai akhir pekan mengurusi hal tersebut hasilnya akan semakin baik,” tegas Nur Hidayat.

BACA JUGA:   Prabowo-Gibran Unggul di Jateng, Heri Londo: Mas Dar Siap Tarung di Pilgub

Menurutnya, jika Ganjar sibuk bersafari politik ke luar daerah di akhir jabatannya akan berpengaruh terhadap kinerja dalam menuntaskan pembangunan Jateng. Apalagi Wakil Gubernur Gus Yasin juga maju sebagai Bacaleg DPD RI di Pemilu 2024.

“Ya pasti mempengaruhi kinerja. Apalagi Gubernur (Ganjar) sibuk nyapres sementara waktunya (sisa jabatan) sudah mundur. Gus Yasin juga sudah mengajukan pengunduran dir. Kalau konsentrasi orang tidak pada tugas wewenang dan kewajibannya ya akan repot,” ungkap Nur Hidayat.

Share this Article
Leave a comment