INDORAYA – Sanggar Greget Semarang menjadi salah satu perwakilan seniman Indonesia yang tampil di ajang World Expo 2025 di Osaka, Jepang, pada 7–8 Oktober 2025.
Kelompok seni yang dipimpin oleh Yoyok Bambang Priyambodo itu membawa misi diplomasi budaya antarnegara melalui pertunjukan tari tradisional.
Keikutsertaan kelompok seni asal Semarang, Jawa Tengah, tersebut mendapat perhatian langsung dari Gubernur Ahmad Luthfi. Ia secara khusus memberikan apresiasi sekaligus dukungan bagi para seniman Jawa Tengah agar mampu menembus panggung internasional.
“Kelompok seni kita ada yang berangkat ke Osaka, Jepang. Ini menunjukkan bahwa budaya, cipta, dan karsa yang kita lakukan, khususnya para seniman Jawa Tengah sudah go international,” kata Luthfi saat ditemui di sela kunjungan kerja di Boyolali, pada Rabu (8/10/2025).
Luthfi menjelaskan, berbagai kegiatan budaya dari Jawa Tengah kini sudah diakui di tingkat dunia, seperti lagu Ilir-Ilir dan karya lainnya.
Ia menilai, para pelaku seni dari provinsi tersebut tidak hanya bersaing di kancah nasional, tetapi juga telah menunjukkan kemampuan mereka di tingkat internasional.
“Ini harus kita dukung karena seni merupakan bagian dari alat pemersatu bangsa,” ujarnya.
Lebih jauh, Luthfi menambahkan bahwa seni memiliki peran penting dalam memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, kesenian mampu mempersatukan perbedaan suku, ras, maupun agama dalam satu wadah kebudayaan. Oleh karena itu, seni tidak hanya menjadi perekat di dalam negeri, tetapi juga dapat menjadi sarana diplomasi ke mancanegara.
Secara terpisah, Yoyok Bambang Priyambodo menyampaikan bahwa keberangkatan timnya ke Jepang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dukungan itu tidak hanya berupa bantuan logistik, tetapi juga merupakan bentuk nyata komitmen Pemprov dalam menjaga serta mempromosikan budaya daerah.
”Acara ini diharapkan membuka peluang kolaborasi lebih lanjut antara Indonesia dan Jepang, di bidang seni dan budaya. Pemprov Jateng patut diapresiasi atas dukungannya yang konsisten terhadap seniman lokal, yang pada akhirnya berkontribusi pada citra positif Indonesia di mata dunia,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurut Yoyok, partisipasinya di Osaka merupakan bentuk diplomasi budaya yang penting. Ia meyakini bahwa seni dan tradisi adalah sarana diplomasi yang lentur sekaligus efektif untuk mempererat hubungan antarnegara.
Dalam ajang internasional tersebut, Yoyok menampilkan empat repertoar utama, yaitu Tari Denok Deblong, Tari Ledek Petarangan, Tari Pesona Jawa Tengah, dan Tari Tayub. Seluruh karya itu dipilih karena mampu menggambarkan keanekaragaman dan semangat hidup masyarakat Jawa Tengah.
Selain itu, Yoyok juga mengajak beberapa murid terbaik dari Sanggar Greget Semarang asuhannya, yakni Canadian Mahendra, Ratu Gayatri, Adinda Salsabia, dan Annastasya Rahmadani.
”Keikutsertaan kami di acara Osaka ini bukan hanya sebatas menyuguhkan tarian, tapi juga memperlihatkan perspektif bagaimana seni tradisional dapat berinteraksi dengan era modern, tanpa meninggalkan akarnya. Ini bisa menjadi instrumen diplomasi yang lebih menonjolkan nilai-nilai kultural kita sebagai bangsa Indonesia,” katanya.