Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Ketimpangan Sosial dan Kebijakan Pangan Jadi PR di Jateng, Heri Pudyatmoko: Akar Masalah yang Harus Tuntas
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
EkonomiJateng

Ketimpangan Sosial dan Kebijakan Pangan Jadi PR di Jateng, Heri Pudyatmoko: Akar Masalah yang Harus Tuntas

By Ainun Nafisah
Rabu, 08 Okt 2025
99 Views
Share
4 Min Read
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko.
SHARE

INDORAYA — Di tengah capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang relatif stabil, persoaln ketimpangan sosial dan kebijakan pangan masih menjadi pekerjaan rumah besar yang belum terselesaikan. Perbedaan kesejahteraan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, disertai tingginya tekanan harga kebutuhan pokok, menciptakan jurang sosial yang semakin terasa di tengah masyarakat.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, menegaskan bahwa dua hal tersebut—ketimpangan sosial dan tata kelola pangan—adalah “akar masalah” yang harus diselesaikan secara sistematis dan berkelanjutan, bukan sekadar respons sesaat.

“Kita tidak bisa terus menambal kebijakan dengan operasi pasar. Akar ketimpangan harus diselesaikan lewat penguatan struktur ekonomi rakyat, terutama di sektor pangan dan pertanian,” ujar Heri.

Data BPS Jawa Tengah menunjukkan, tingkat kemiskinan provinsi ini per Maret 2025 mencapai 9,48% atau sekitar 3,37 juta jiwa. Angka ini memang turun dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi gini ratio yang masih di angka 0,359 menunjukkan ketimpangan pengeluaran masih signifikan.

Wilayah seperti Brebes, Pati, dan Wonosobo menjadi contoh daerah dengan kesenjangan tinggi antara produsen dan konsumen pangan. Menurut Heri, ketimpangan tersebut juga muncul karena rantai pasok pangan yang panjang dan tidak efisien.

“Petani bekerja keras, tapi nilai tambahnya dinikmati di level tengkulak atau distribusi besar. Ini bukan hanya masalah ekonomi, tapi masalah keadilan sosial,” tegasnya.

Ia menilai perlu ada reformasi kebijakan pangan daerah yang melibatkan koperasi, BUMDes, dan lembaga komunitas untuk memperpendek rantai distribusi.

Ilustrasi: Perempuan petani di Desa.

Selain itu, Heri menyoroti pentingnya membangun sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan dan berpihak pada petani kecil. Dalam pandangannya, pembangunan lumbung pangan desa, pemberian akses kredit mikro, serta penyediaan bibit unggul harus dibarengi dengan pendampingan dan jaminan harga jual.

“Kalau harga panen terus rendah, anak muda tidak akan mau jadi petani. Ini bukan sekadar soal pangan, tapi masa depan sosial desa,” katanya.

Kondisi inflasi pangan di Jawa Tengah turut memperburuk daya beli masyarakat. Berdasarkan data Bank Indonesia, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tahunan 4,41% per September 2025—lebih tinggi dari inflasi umum yang sebesar 2,65%.

Hal ini, menurut Heri, menandakan bahwa ketahanan pangan harus dipandang bukan hanya dari sisi produksi, tetapi juga dari aspek distribusi dan akses masyarakat.

Heri juga mengingatkan agar kebijakan pangan tidak hanya berorientasi pada stabilitas harga, melainkan juga memperhatikan keberlanjutan ekologi dan sosial.

Ilustrasi: Jasil pangan di Jawa Tengah.

“Kebijakan pangan tidak boleh mengorbankan lingkungan dan petani. Kita harus beralih ke sistem pangan yang adil, hijau, dan partisipatif,” ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana daerah-daerah seperti Temanggung dan Batang mulai mengembangkan model agroekologi berbasis komunitas yang lebih tahan terhadap fluktuasi pasar dan iklim.

Dari sisi sosial, Heri menilai bahwa ketimpangan juga muncul karena lemahnya perlindungan terhadap kelompok rentan—terutama perempuan, buruh tani, dan pekerja informal. Ia mendorong pemerintah provinsi memperkuat skema jaminan sosial dan pelatihan produktif bagi kelompok tersebut.

“Ketimpangan tidak hanya soal penghasilan, tapi juga soal akses terhadap pendidikan, air bersih, dan layanan dasar,” imbuhnya.

Menutup keterangannya, Heri menegaskan bahwa pembangunan ekonomi Jawa Tengah ke depan harus menempatkan keadilan sosial sebagai prinsip utama.

“Kita tidak bisa bicara bonus demografi kalau sebagian besar rakyatnya masih kesulitan membeli bahan pokok. Pangan dan keadilan sosial adalah fondasi peradaban. Jika akar masalah ini beres, stabilitas sosial dan ekonomi akan ikut menguat,” pungkasnya.

TAGGED:Heri PudyatmokoKebijaka PanganKetimpangan Sosial
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Dukung Program Tiga Juta Rumah, Ditjen Perumahan Gelar Workshop Pembiayaan Mikro di Jawa Tengah Jumat, 10 Okt 2025
  • Utang Indonesia Capai Rp9.138 Triliun per Juni 2025 Jumat, 10 Okt 2025
  • Indonesia Kirim Bantuan Pangan Rp200 Miliar untuk Warga Palestina Jumat, 10 Okt 2025
  • Pemkab Kendal Salurkan Bantuan Pangan Bergizi untuk Cegah Stunting Jumat, 10 Okt 2025
  • Syamila Nadifa Rahma: Mengukir Prestasi Taekwondo untuk Rembang Jumat, 10 Okt 2025
  • Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik Kamis, 09 Okt 2025
  • Dorong Rantai Nilai Lokal, Heri Londo Ajak BUMD Jadikan Produk Desa Jadi Prioritas Pengadaan Kamis, 09 Okt 2025

Berita Lainnya

EkonomiJateng

Dukung Program Tiga Juta Rumah, Ditjen Perumahan Gelar Workshop Pembiayaan Mikro di Jawa Tengah

Jumat, 10 Okt 2025
Ekonomi

Utang Indonesia Capai Rp9.138 Triliun per Juni 2025

Jumat, 10 Okt 2025
Jateng

Pemkab Kendal Salurkan Bantuan Pangan Bergizi untuk Cegah Stunting

Jumat, 10 Okt 2025
Jateng

Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik

Kamis, 09 Okt 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?