INDORAYA – Tren warga asal Jawa Tengah (Jateng) yang bekerja ke luar negeri mengalami peningkatan. Dari puluhan ribu warga Jateng yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), terbanyak berasal dari Kabupaten Cilacap.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jateng, Ahmad Aziz mengatakan, tren warga Jateng yang bekerja di luar negeri terus meningkat. Adapun PMI terbanyak berasal dari Cilacap.
Data terakhir pada tahun 2023, ada sebanyak 64.566 PMI asal Jateng. Kemudian 66.611 orang pada 2024 dan pada Februari 2025 sudah bertambah lagi 5.596 orang.
“Lima teratas (daerah paling banyak PMI) itu ada Cilacap, Brebes, Kendal, Pati, Sragen,” ungkap Aziz kepada Espos, Senin (24/2/2025).
Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, warga asal Cilacap yang bekerja di luar negeri sebanyak 1.099 orang. Kemudian Kendal 777 orang, Brebes 536 orang, Banyumas 353 orang, Grobogan 333 orang, Pati 333 orang, Sragen 239 orang, dan Wonosobo 211 orang.
“Perempuan paling banyak. Ada 4,310 orang dibanding laki-laki yang hanya 1,286 orang,” ungkap Aziz.
Adapun negara tujuan paling diminati PMI asal Jateng ialah Hong Kong 283.771 orang, Taiwan 266.149 orang, Malaysia 222.864 orang, Singapura 140.862 orang, Arab Saudi 59.785 orang, Korea Selatan 56.014 orang, dan Brunei Darussalam 22.337 orang.
“Lowongan kerja ke luar negeri seperti ke Eropa mulai Jerman, United Kingdom, Austria, Polandia ini juga sudah mulai banyak. Lalu Jepang, dan Korea Selatan juga makin ke sini juga makin banyak dibutuhkan,” bebernya.
Dia juga merespon fenomena tagar #kaburajadulu yang ramai di media sosial, terutama dikampanyekan oleh Gen Z yang ingin melarikan diri dari Indonesia untuk belajar maupun bekerja di luar negeri.
Namun Aziz justru memandang positif hal tersebut. Menurutnya, tidak semudah itu bisa bekerja di luar negeri karena masyarakat harus bisa menangkap peluang terkait lowongan kerja di tengah banyaknya kasus penipuan dan perdagangan orang.
“Tetapi perlu diingat juga, persiapan mental, dan keterampilan yang mumpuni. Karena sebenarnya, melihat tren #KaburAjaDulu di Jateng adalah kantong pekerja luar negeri. Harus ambil sisi positifnya,” nilainya.
Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Tengah Pujiono meminta Gen Z untuk tidak kabur atau bekerja ke luar negeri terlebih dahulu sebelum memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan tertentu.
Pasalnya apabila tidak teliti, WNI berpotensi menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Maka dari itu, hal penting yang harus dimiliki ialah kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaan di negara penempatan.
“Sehingga nanti tidak terjadi tindak pidana perdagangan orang atau menjadi pekerja migran ilegal,” ungkap Pujiono.


