INDORAYA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut sebanyak 57 petugas pemilu meninggal dunia per 17 Februari 2024. Petugas itu berasal dari sejumlah kelompok, seperti kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), perlindungan masyarakat (linmas), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), meninggal per 17 Februari 2024.
Data dari Kemenkes yang dikutip, pada Minggu (18/2/2024) menunjukkan kematian tersebut terdiri dari 29 anggota KPPS, 10 anggota linmas, sembilan saksi, enam petugas, dua panitia pemungutan suara, serta satu anggota Bawaslu.
Adapun angka kematian tertinggi ditemukan di Jawa Barat sebanyak 13 orang, kemudian Jawa Timur (12), Jawa Tengah (11), dan DKI Jakarta (6).
Di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, masing-masing ada dua petugas meninggal. Sementara di Riau, Sumatra Barat, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, masing-masing ada satu petugas meninggal.
Sedangkan penyebab kematiannya paling banyak disebabkan akibat penyakit jantung sebanyak 13 orang, lalu kecelakaan ada 8 orang. Kemudian, gangguan pernapasan akut dan hipertensi masing-masing ada lima kejadian.
Selain itu, sebanyak empat orang mengalami penyakit serebrovaskular, lalu kegagalan multiorgan dan syok septik masing-masing sebanyak dua kejadian. Sedangkan penyakit sesak napas, asma, dan diabetes melitus masing-masing sebanyak satu kejadian. Untuk sisa 15 orang lainnya masih di konfirmasi lagi penyebabnya.
Sementara berdasarkan usia, terdapat empat petugas berusia 17-20 tahun, tujuh petugas berusia 21-30 tahun, delapan petugas berusia 31-40 tahun, 18 petugas berusia 41-50 tahun, 15 petugas berusia 51-60 tahun, dan lima petugas berusia di atas 60 tahun.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sekitar 15% dari petugas KPPS berusia di atas 55 tahun.
“Masih ada sekitar 15% petugas berusia lebih 55 tahun karena terbatasnya yang berkenan menjadi petugas. Selain itu, masih ada yang memiliki penyakit komorbid, tetapi tidak terkontrol,” kata Nadia, pada Kamis (15/2/2024).


