INDORAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat total kerugian akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Demak mencapai Rp117 milliar.
Angka ini terhitung sejak terjadinya banjir pada Selasa (6/2/2024) hingga Kamis (15/5/2024) ini. Dikatakan bahwa besaran kerugian ini diprakirakan masih bakal terus mengalami kenaikan seiring belum surutnya banjir.
“Macam-macam, ada fasilitas umum, rumah, jalan dan lainya. Dan itu (Rp117 milliar) masih bisa bertambah,” ujar Kepala BPBD Provinsi Jateng, Bergas C Penanggungan.
Sementara untuk korban jiwa, BPBD Jateng mencatat ada dua orang dewasa yang meninggal dunia. Dua orang tersebut merupakan asli warga Kabupaten Demak.
“Satu orang karena kejeglong (jatuh) saat naik motor di jalan. Satunya lagi karena terpeleset,” kata Bergas.
Dia membenarkan bila masih ada rumah yang terendam dan warga yang mengungsi karena kampungnya masih terendam banjir. Kendati demikian, ia tidak merinci ada berapa rumah dan jiwa yang terdampak itu.
Sedangkan untuk tanggul-tanggul sungai yang jebol saat ini sudah mulai diperbaiki. Pihaknya meminta pemerintah daerah untuk lebih sigap dan masyarakat juga harus waspada dalam mengantisipasi bencana ke depannya.
Sementara di sisi lain, banjir juga berdampak bagi satuan pendidikan. Ada sebanyak 84 sekolah di Demak mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA yang pembelajarannya dialihkan ke sistem dalam jaringan (daring).
“SMA hanya 2 kalau SD sama SMP ada 82, banyaknya SD dan SMP,” kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Haris Wahyudi, belum lama ini.
Dia juga mengungkap konsisi dua SMA yang terdampak, yakini SMAN 1 Karanganyar dan SMAN 1 Mijen. Di SMAN 1 Karanganyar ada 1.100 siswa yang tidak bisa belajar tatap muka karena fasilitas seperti ruang kelas mengalami kerusakan cukup parah.
“Kalau SMAN 1 Karanganyar dari 1.100 siswa, 600 siswa mengungsi, rumahnya juga terdampak. Kalau lainnya rumahnya tidak di daerah situ jadi aman, 600-an saja yang ngungsi,” imbuh Haris.
Sementara di SMAN 1 Mijen, kondisi banjir yang melanda sudah surut. Kemungkinan pekan depan sudah bisa digunakan untuk aktivitas pembelajaran tatap muka seperti biasanya.