INDORAYA – Empat daerah di Jawa Tengah (Jateng) selama musim kemarau tahun ini mendapat serangan dari kawanan kera liar ekor panjang. Kera liar dilaporkan sudah memasuki perumahan warga. Meliputi Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Cilacap.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng Widi Hartanto mengatakan, kawanan monyet liar dengan ekor panjang telah memasuki sejumlah rumah warga sejak sebulan yang lalu.
“Kejadian serangan monyet dalam sebulan terkahir ada beberapa daerah yang membuat pengaduan kepada kami. Antara lain dari Pemkab Wonogiri, Cilacap, terus baru-baru ini ada laporan juga dari Ungaran dan Boyolali,” ujarnya saat dihubungi pada Senin (14/8/2023).
Menurutnya, serangan monyet muncul karena sumber pakannya menipis. Sebab selama musim kemarau vegetasi tumbuh-tumbuhan yang mengandung banyak buah dan air berkurang drastis karena cuaca yang kering.
“Penyebab serangan monyet karena kondisi lingkungan jadi kering selama kemarau ini. Terus banyak buah-buahan juga berkurang, itu yang memicu koloni monyet keluar dari habitatnya. Hanya saja kejadiannya pada tempo tertentu,” ucap Widi.
Saat ini DLHK Jateng masih menelusuri berapa banyak warga yang terluka akibat serangan monyet tersebut. Pasalnya di empat kabupaten itu kawanan monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
“Kita sudah terima laporan masing-masing korban. Cuman jumlah pastinya masih direkap. Ya dari laporan ada yang bilang monyetnya turun ke desa, diambil makanannya,” ungkap Widi Hartanto.
Ia meminta masyarakat setempat untuk membantu menjaga sumber pakan bagi kawanan monyet ekor panjang. Ia juga berharap masyarakat dapat membantu petugas DLHK dan BKSDA dalam mengendalikan pergerakan monyet ekor panjang agar tidak banyak yang turun gunung.
Selain itu, DLHK Jateng juga melakukan penanaman bibit pohon guna menjaga kelestarian sumber pakan bagi hewan primata tersebut. Hal ini bertujuan agar makanan bagi satwa terpenuhi dan tidak keluar dari habitatnya.
“Paling simpel ya kita lakukan penanaman pohon. Supaya monyet-monyetnya tidak keluar ke tempat lain. Dan memang itu butuh waktu karena harus nunggu tumbuh dulu. Kita juga sosialisasi ke masyarakat agar sumber makanan koloni monyet tidak hilang,” tandas Widi.