Ad imageAd image

39 Siswa SMKN 10 Semarang yang Terlibat Tawuran Masih Jalani Pembinaan

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 279 Views
4 Min Read
Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Sebanyak 39 siswa SMKN 10 Semarang yang terlibat tawuran dengan sejumlah siswa SMKN 3 Semarang saat ini masih menjalani proses pembinaan dari sekolah. Pembinaan ini merupakan imbas dari perbuatannya yang dilakukan pada awal Desember lalu.

Sebelumnya, diberitakan ada segerombolan siswa memakai atribut SMKN 10 Semarang menyerang pelajar lain dari SMKN 3 Semarang pada Kamis (8/12/2022). Kejadian sekira pukul 12.00 WIB atau ketika usai sekolah itu bahkan viral di media sosial.

Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin mengungkapkan, ada 39 sisanya yang terlibat dalam aksi tersebut. Saat ini mereka masih menjalani pembinaan dari pihak sekolah.

Proses pembinaan dimulai sejak dua minggu lalu pada saat masa liburan tengah semester. Di mana siswa yang terlibat tawuran tetap berangkat ke sekolah pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 15.00 WIB.

BACA JUGA:   Mengajar Lebih dari 40 Jam Pelajaran, Guru SMKN 10 Semarang Akui Kerepotan

Ardan mengatakan bahwa pembinaan yang dilakukan dari pihak sekolah berupa bimbingan rohani maupun bersih-bersih lingkungan sekolah. Ini masih akan terus berlanjut hingga 11 Januari 2023.

“Anaknya tetap masuk kelas cuma memang kita ada bimbingan rohani juga. Di sini ada guru agama Islam juga jadi siraman rohani kita ingin bangun karakter anak, mereka kan juga korban,” katanya saat ditemui Indoraya di Ruang Kepala Sekolah SMKN 10, Kamis (05/01/2023).

“Bersih-bersih sekolah bersih-bersih masjid dan sebagainya. Intinya kita ingin kontribusi mereka untuk sekolah, tidak ada paksakan tidak ada hentakan apa-apa,” lanjut Ardan.

Selain itu, pembinaan rohani juga dilakukan di rumah. Misalnya, jika anak-anak beragama Islam, ia diminta untuk salat dan mengaji. Hal ini pun harus dilaporkan melalui Google Form yang disediakan pihak sekolah.

BACA JUGA:   SMKN 10 Semarang Berharap Ada Angkutan Feeder Trans Semarang Masuk Jalan Kokrosono

“Jadi di sekolah dan di rumah. Kalau d rumah kalau Islam ya salat, ngaji, nanti dipantau oleh Google Form sekolah,” ungkap Ardan.

Saat ini siswa SMKN 10 Semarang yang terlibat dalam tawuran bersama SMKN 3 Semarang itu masih menjalani proses pembinaan. Selain itu, siswa juga tetap mengikuti KBM selepas zuhur hingga pukul 15.00 WIB.

“Tetep dapat pelajaran cuma dari yang lain bedanya ada pembinaan, hak mereka kan dilayani. Tapi karna mereka melakukan (tawuran) kita harus membetulkan karakter-karakter itu,” ungkap Ardan.

SMKN 10 Semarang yang terletak di Jalan Kokrosono, Semarang Utara. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

Sementara itu, Sugito salah satu orang tua siswa, menyayangkan aksi anaknya yang duduk di kelas XII SMKN II tersebut. Dirinya juga siap bertanggung jawan atas perbuatan yang dilakukan anaknya.

BACA JUGA:   Jalan Kokrosono Tidak Terakses Feeder Trans Semarang, Padahal Ada 4 Sekolah Membutuhkan

Adapun hari ini, Kamis (05/01/2023), Sugito bersama orang tua siswa lainnya juga diberi sanksi berupa membersihkan coretan tembok di pinggir sungai yang berada di Bendung Sungai Banjir Kanal Barat.

“Kegiatan hari ini bentuk kesepakatan kita juga (dengan pihak sekolah). Pembersihan graviti atau coret-coretan yang ada di sekitar sekolahan,” katanya saat ditemui usai membersihkan coretan dinding di samping sekolah.

Warga Tanjungmas Semarang Utara itu menyebut, hal ini juga sebagai bentuk pertanggungjawaban orang tua atas perbuatan anaknya yang terlibat tawuran. Sugito berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi anaknya.

“Kami sebagai wali murid kemarin sudah mengumpulkan anak-anak semua. Kesepakatan yang ada di sekolah ini harus kita laksanakan. Apabila tidak dilaksanakan kan efeknya ke anak-anak juga,” pungkas Sugito.

Share this Article
Leave a comment