Ad imageAd image

Jalan Kokrosono Tidak Terakses Feeder Trans Semarang, Padahal Ada 4 Sekolah Membutuhkan

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 968 Views
4 Min Read
Gerbang SMKN 10 Semarang di Jalan Kokrosono Kecamatan Semarang Utara. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Akses transportasi umum untuk pelajar sekolah menjadi sebuah kebutuhan penting dalam menunjang pendidikan. Namun di Kota Semarang, masih ada satuan pendidikan yang belum terakses transportasi umum, khususnya Feeder Trans Semarang.

Empat sekolah di Jalan Kokrosono, Semarang Utara, hingga saat ini belum terakses Feeder Trans Semarang. Meliputi SMKN 10 Semarang, SMAN 14 Semarang, SMPN 25 Semarang, dan SMK Pelayaran Wira Samudera.

Kepala SMKN 10 Semarang Ardan Sirojuddin mengaku bahwa keberadaan angkutan umum seperti Trans Semarang termasuk kebutuhan pelajar di sekolahnya. Ia berharap Pemkot memberikan perhatian khusus.

“Itu bukan penting atau tidak penting, ini kebutuhan. Karena Jalan Kokrosono dari jembatan Banjir Kanal Barat masuk ke sini gak ada angkutan. Di sini ada sekolah sehingga kebutuhannya pasti tinggi,” ujarnya kepada Indoraya.news.

BACA JUGA:   Ratusan Siswa SMK N 7 Semarang Ikuti Program KAI Mengajar

Bagi Ardan, ini merupakan hal yang aneh jika dibandingkan dengan kondisi di Jalan Madukoro. Di sana yang tidak terdapat satuan pendidikan justru malah mendapat akses transportasi dari Trans Semarang.

“Kami ingin nambah jalur sebenarnya, tidak usah menambah trayek baru. Tinggal yang di Madukoro diputarkan (ditambah jalur melintas) ke sini (Kokrosono) kan bisa,” bebernya.

Selama ini, sebagian peserta didiknya lebih sering mengendarai motor pribadi saat berangkat sekolah meskipun banyak yang tidak memiliki SIM. Ardan sendiri tidak bisa melarangnya karena tidak ada akses transportasi umum menuju SMKN 10.

“Kita sebetulnya pengen anak-anak kelas 10 yang usianya punya SIM, kita pengen membuat aturan tidak boleh (naik motor pribadi), cuma kalau belum ada angkutan ya susah kalau diterapkan,” ungkap Ardan.

BACA JUGA:   Senin, Pemkot Semarang Bakal Gelar Rakor Persiapan Lebaran 2023

Sebenarnya SMKN 10 Semarang setahun lalu sudah mengajukan permohonan penambahan trayek Feeder yang melintasi Jalan Kokrosono. Namun sampai detik ini pihaknya tidak mengetahui tindak lanjut dari surat permohonan tersebut.

“Kami belum mendapat kabar (respon) sama sekali. Sudah mengajukan ke Cabang Dinas 1 Dinas Pendidikan Jawa Tengah, terus diteruskan ke dinas induk. Terus saya gak tahu (progresnya) apakah ke Dishub kota (Semarang) atau ke Dishub provinsi (Jateng),” ujar Ardan.

Setahun tidak mendapat respon, ia berencana mengajukan surat kembali. Tidak sendiri, ia akan mengajak SMAN 14 Semarang, SMPN 25 Semarang, dan SMK Pelayaran Wira Samudera, untuk mengirim surat permohonan penambahan jalur Trans Semarang di Jalan Kokrosono.

Lebih lanjut Ardan berharap agar Pemkot Semarang dapat memberikan pelayanan berupa akses transportasi dengan jalur tujuan Jalan Kokrosono. Sehingga aksesabilitas anak-anak sekolah berjalan mudah.

BACA JUGA:   Kembangkan Passion Melukis, 13 Anak Penyandang Disabilitas Ikut Unlimited Art #Berbunyi 2

“Harapannya ada Feeder masuk Kokrosono agar bisa melayani anak-anak sekolah yang rumahnya jauh. Mudah-mudahan Dishub atau Mbak Ita (Wali Kota Semarang) segera direalisasikan. Toh mereka juga anak-anak sekolah yang butuh fasilitas transportasi,” harapnya.

Menanggapi hal ini, pengamat transportasi sekaligus Founder Komunitas Peduli Transportasi Semarang Theresia Tarigan mengatakan, layanan Trans Semarang seharusnya lebih berfokus pada armada dan rute yang menjangkau para pelajar.

Menurutnya, Feeder Trans Semarang 1 yang melintas di Jalan Madukoro bisa diupayakan untuk penambahan rute dan menjangkau Jalan Kokrosono. Pasalnya di sana terdapat empat satuan pendidikan.

“Trans Semarang sebaiknya fokus pada armada dan rute anak sekolah. Usul saya Feeder 1 sebaiknya melewati Jalan Kokrosono yang banyak sekolah,” ungkap Theresia.

Share this Article
Leave a comment