INDORAYA – Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) baik di Jalan Gajah Raya maupun di Jalan Jolotundo, Sambirejl, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang menjadi salah satu tempat ngabuburit favorit warga Semarang.
Di tempat ini, gampang sekali ditemukan berbagai menu takjil, baik untuk dimakan di tempat atau di bawa pulang.
Di Jalan Jolotundo, para pedagang menawarkan berbagai camilan seperti mendoan khas Purwokerto, sempolan, tahu bulat, berbagai ragam jenis es, dan masih banyak lainnya.
Menariknya lagi, lokasi tersebut juga cocok untuk bercengkrama, spot foto Instagramabel, hingga wisata religi.
Pantauan Indoraya, warga asli Kota Semarang maupun pendatang mulai melakukan ngabuburit sejak pukul 16.00 WIB. Kegiatan ngabuburit pun tidak hanya dilakukan oleh muda-mudi saja, justru orang tua juga antusias menikmati suasana sore dengan sanak keluarganya.
Jangan khawatir jika masyarakat ingin bersantai tersedia taman dan sangat rekomendasi sekali bagi para pasangan muda-mudi terkesan romantis dalam memadukan cinta.
Selain taman, masyarakat bisa mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) untuk wisata religi.
Sisi lainnya, nyore di tempat tersebut tak hanya mendapatkan kuliner, melainkan bisa menikmati senja dengan swafoto.
Jika kalian ingin ke tempat ini disarankan untuk datang tidak mendekati adzan maghrib. Sebabnya, kawasan seputaran MAJT ini semakin ramai sehingga membuat kemacetan arus lalu lintas. Pasalnya, banyak kendaraan yang berhenti di pinggir jalan untuk membeli jajanan yang ditawarkan para pedagang di lokasi tersebut.
Seorang remaja, Widia (22) merasa bahagia bisa jalan-jalan dengan kekasihnya di Jolotundo.
Ia mengaku, setiap bulan puasa Jalan Jolotundo kerap digunakan untuk berjualan dadakan. Sehingga saat Widia merasa boring, dia mengajak kekasihnya untuk mengabadikan senja MAJT
“Mengasyikkan dan rekomendasi ketika ngabuburit dengan sang pujaan hati. Karena, tempat cocok sekali untuk selfi dan berburu takjil untuk berbuka puasa, “kata Widia saat ditemui Indoraya, Minggu (26/3/2023).
Saat Indoraya mencoba ke MAJT, terlihat ramai pengunjung yang datang ke wisata religi tersebut, terutama di Menara Al-Husna. Menara ini memiliki ketinggian 99 meter, yang sengaja dibangun dengan ketinggian sama dengan angka Asmaul Husna yakni berjumlah 99.
Sebelum masuk ke Menara Al-Husna tersebut pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp10 ribu. Setelah membeli tiket, pengunjung naik ke menara dengan lift.
Nah menara ini memiliki 19 lantai. Di lantai 2 dan 3, pengunjung disajikan museum kebudayaan Islam. Salah satunya ada koleksi benda-benda bersejarah pada perkembangan Islam di Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
Berdasarkan pengamatan, lantai dua terdapat keris, mushaf Alquran kuno, Alquran raksasa, mimbar kuno dari Masjid Terboyo, artefak, gamelan, wayang, dan nisan yang asli, serta beberapa benda replika yang lain. Selain itu juga terdapat maket Masjid Agung Jawa Tengah dan menara Masjid Sunan Kudus.
Saat naik ke lantai 3, koleksi benda-benda tersebut kemudian dijelaskan berdasarkan alur cerita yang menggambarkan perjalanan perkembangan Islam di Jateng yang mencakup beberapa periode.
Setelah sudah mendapatkan edukasi sejarah, pengunjung dipersilahkan untuk naik ke lantai 19 yang menyajikan pemandangan Kota Semarang dari ketinggian.
Di lantai 19 pun disediakan teropong yang berfungsi untuk melihat pemandangan Ibu Kota Jawa Tengah secara detail dan dekat.
Selain itu, tempat ini cocok sekali untuk mengabadikan pemandangan Kota Semarang dengan berswafoto.
Salah satu pengunjung, Aya (25) warga Citandui, Kelurahan Mlatiharjo, Kecamatan Semarang Timur mengaku dirinya sengaja datang ke MAJT bersama rekan-rekannya. Pasalnya, tempat ini sangat cocok sekali untuk berolahraga dan berwisata.
“Iya paling cocok ngabuburit di sini (MAJT). Sebelum berolahraga, saya sama Sinta ke menara ini dulu. Soalnya menaranya bisa melihat sunset atau bagus buat foto citylight, “ungkap Aya kepada Indoraya.
Sementara pengunjung lainnya, Ambar (41) merasa tertakjub dengan pemandangan di atas Menara Al-Husna. Selain itu, ia juga bisa mengenalkan anaknya tentang ilmu sejarah perkembangan Islam Jawa Tengah.
“Pemandangan Masyallah bagus. Selain hiburan, saya juga bisa mengenalkan agama ke anak contohnya melihat kakbah dan meseum. Kalau kesini dapat semua, hiburan dapat dan spritual dapat,” ucap Ambar sambil sibuk mendampingi anaknya di lantai 19.