“Tidak mudah bagi konsumen untuk mendapatkan akses ke (charger SuperVOOC), jadi kami harus menyertakannya di dalam kotak,” kata Zhang, seperti dikutip dari Android Police, Senin (5/9/2022).
“Namun, saat kami memperluas operasi bisnis, kami ingin mengeluarkan charger dari dalam kemasan dan menjualnya di toko agar pengguna kami bisa membeli charger dan tetap menggunakannya bahkan ketika mereka upgrade perangkatnya,” sambungnya.
Banyak kompetitor Oppo yang sudah menjual ponsel tanpa charger, misalnya Samsung dan Apple. Tapi vendor-vendor itu biasanya menggunakan teknologi USB Power Delivery yang universal jadi ada banyak charger buatan vendor atau pihak ketiga yang bisa dipakai pengguna.
Selain itu, Apple dan Samsung juga tidak menawarkan teknologi pengisian cepat yang super ngebut, jadi charger yang dimiliki sekarang masih bisa digunakan untuk ponsel generasi berikutnya.
Berbeda dengan Oppo yang menawarkan charger dengan teknologi VOOC dan selalu meningkatkan kecepatan pengisian daya ponsel setiap tahunnya, jadi pelanggan kemungkinan harus membeli charger baru jika ingin merasakan kecepatan pengisian optimal yang ditawarkan ponsel barunya. Ponsel Oppo memang masih mendukung teknologi USB Power Delivery, tapi kceepatannya lebih lambat ketimbang teknologi VOOC.
Zhang tidak mengungkap alasan Oppo menghilangkan charger dari produknya, tapi kemungkinan untuk mengurangi limbah elektronik yang menjadi alasan banyak vendor ponsel lainnya.


