INDORAYA – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyebut bahwa harga cabai di pasar tradisional berangsur menurun setelah menjelang Hari Lebaran lalu menembus Rp150 per kilogram.
Saat ini, harga cabai rata-rata di Jawa Tengah berada di kisaran Rp 80 hingga 100 ribu per kilogram. Disperindag membenarkan beberapa hari menjelang Lebaran terjadi kenaikan harga yang tidak wajar karena permintaan dari masyarakat yang tinggi.
“Iya betul (harga bapok tinggi). Sebetulnya ini informasi dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menunjukkan bahwa kemarin itu ada lonjakan karena permintaan yang luar biasa,” kata Plt Kepala Disperindag Jateng Sakina Rosellasari, Kamis (10/4/2025).
Dia mengatakan, berdasarkan pantauan, harga cabai rawit merah saat ini berangsur menurun setelah sempat menembus angka Rp150 per kilogram. Namun menurutnya harga rata-rata di pasar saat ini masih tergolong tinggi.
“Kenapa naik, sebetulnya stok ada tapi karena memang permintaannya yang tinggi dan kalau Rp 80 ribu itu sebetulnya sudah turun,” ungkap Sakina.
Pemprov Jawa Tengah terus berupaya untuk menekan kenaikan harga bahan pokok setelah libur Lebaran. Salah satunya dengan gerakan pasar murah yang akan terus dilanjutkan.
“Infonya masih (pangan murah berlanjut). Tapi kita tunggi, setiap Senin dan Selasa ada rapat inflasi dengan Kementerian Dalam Negeri, tapi kalau kami pantauannya cukup, terus karena (pangan murah) ini untuk menjaga inflasi,” pungkasnya.
Salah satu pedagang cabai asal Tegal, Ahmad Arifin menyebut, harga cabai memang mulai turun, namun masih tinggi. Saat ini di pasaran harga jualnya masih mencapai Rp 100 ribu untuk eceran. Terakhir ia menjual Rp 95 ribu ke tengkulak di pasar.
“Terakhir jual tadi malam (Rabu, 9 April 2025) cabai rawit merah itu Rp 95 ribu per kilogram. Kalau ke pengecer bisa sampai Rp 100 ribu,” ungkap Arifin, Kamis (10/4).
Sedangkan untuk cabai keriting ia menjual Rp 50 ribu ke tengkulak. Pedagang asal Tegal ini mengaku kesulitan mendapatkan cabai saat harganya tinggi.
“Biasanya ambil dari Temanggung, harga naik gini karena permintaan banyak tapi petikannya sepi. Sehari cuma bisa bawa satu kuintal, padahal pas murah rata-rata bisa jual 5 kuintal,” ungkap dia.


