INDORAYA – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, sejumlah peternak kerbau di Desa Guwosobokerto, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara mengeluhkan sepinya pembeli. Hotel Kerbau, lokasi penitipan hewan ternak yang menjadi sentra penjualan kerbau di daerah itu, tampak belum ramai transaksi.
Salah satu peternak, Abdullah (70) menyebut bahwa tahun ini hanya satu ekor kerbaunya yang berhasil terjual. Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.
“Tahun lalu laku dua ekor, ini baru laku satu, kemarin udah diambil, ngga dititipkan disini,” katanya saat ditemui di Hotel Kerbau, Senin (26/5/2025).
Kerbau miliknya berhasil terjual dengan harga Rp31 juta. Ia mengatakan, rata-rata harga kerbau yang dijual di Hotel Kerbau berkisar antara Rp25-30 juta per ekor.
Peternak lain, Mathori (53), juga menyampaikan hal serupa. Meskipun ia sudah berhasil menjual dua ekor kerbau, harga jualnya lebih rendah dari tahun lalu.
“Yang penting laku, daripada ngga kejual. Kalau ramai, pembeli banyak, Rp24 juta masih bisa laku,” katanya.
Ia membeberkan bahwa satu ekor kerbau berukuran tanggung miliknya hanya laku Rp12 juta, sedangkan kerbau induk dilepas seharga Rp22 juta. Menurutnya, jika kondisi pasar normal, harga tersebut bisa mencapai Rp24 juta.
Satu dari dua kerbau miliknya sudah diambil pembeli. Sementara satu ekor lainnya masih dititipkan di kandangnya. Nantinya, kerbau tersebut akan diantarkan mendekati Hari Raya Idul Adha.
“Kalau dititipkan biasanya harganya tambah, untuk jasa perawatan, sekitar Rp200-300 ribu,” ujarnya.
Nama “Hotel Kerbau” sendiri bukan tanpa cerita. Mathori menuturkan bahwa istilah tersebut pertama kali digunakan oleh mahasiswa Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang yang mengadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut pada tahun 1985.
Saat itu, warga masih memelihara kerbau di pekarangan rumah masing-masing, yang menyebabkan jalanan desa menjadi kotor karena kotoran ternak.
“Sehingga akhirnya diusulkan untuk dipusatkan saja di dekat sungai. Tadinya banyak, kandang-kandangnya, tapi sekarang sudah berkurang, tinggal sekitar 40 kandang saja,” pungkasnya.