Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Pemprov Jateng dan BGN Bangun Sistem Pengawasan Terpadu Makan Bergizi Gratis
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
Jateng

Pemprov Jateng dan BGN Bangun Sistem Pengawasan Terpadu Makan Bergizi Gratis

By Dickri Tifani
Selasa, 07 Okt 2025
3k Views
Share
3 Min Read
Pemprov Jateng dan BGN mengumpulkan seluruh Satgas MBG, ahli gizi, serta mitra SPPG di GOR Jatidiri Semarang, Senin (6/10/2025) sore. (Foto : Dickri Tifani/Indoraya)
SHARE

INDORAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) sepakat memperketat pengawasan terhadap penyaluran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah.

Kesepakatan ini dikatakan oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Kepala BGN Dadan Hindayana saat mengumpulkan seluruh Satuan Tugas (Satgas) MBG dari 35 kabupaten/kota, ahli gizi, serta mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Dalam kegiatan yang digelar di GOR Jatidiri Semarang, Senin (6/10/2025), kedua pihak menegaskan bahwa pengawasan program MBG akan melibatkan Dinas Kesehatan, BPOM, serta sejumlah instansi berwenang lainnya.

Dadan menilai, pelaksanaan program MBG di Jawa Tengah selama ini berjalan cukup baik. Namun, rapat koordinasi tersebut tetap diperlukan untuk mencegah terjadinya kelalaian dalam proses produksi maupun pendistribusian menu MBG.

“Maka kita ingin bersinergi lebih lanjut. Kita sepakat, pengawasan akan dilakukan secara rutin oleh Dinas Kesehatan, BPOM, Dinas Lingkungan Hidup, dan seluruh instansi terkait,” ujar Dadan saat ditemui Indoraya.news di GOR Jatidiri Semarang.

Ia menambahkan, laporan Gubernur Jateng kepada BGN mengenai kasus keracunan usai menyantap menu MBG di 15 daerah menjadi perhatian serius.

Karena itu, pihaknya menyambut baik langkah Pemprov Jateng untuk memperkuat koordinasi dan memastikan standar keamanan pangan diterapkan secara ketat.

“Beliau (Gubernur Ahmad Luthfi) melaporkan ada sekitar 15 kabupaten yang mengalami kejadian itu. Kita tidak ingin hal tersebut terulang kembali,” tegas Dadan.

Menanggapi maraknya kasus keracunan MBG, pihaknya menyiapkan langkah konkret, salah satunya dengan melarang dapur SPPG baru beroperasi sebelum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Larangan tersebut diberlakukan agar seluruh penyelenggaraan program MBG ke depan dapat berjalan aman dan lancar.

“SPPG baru bisa beroperasi kalau SLHS-nya sudah selesai. Jadi beda, yang sudah ada akan kita percepat sertifikasinya dengan standar yang sama,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menegaskan bahwa setiap insiden keracunan menjadi bahan evaluasi berharga untuk memperkuat sistem keamanan pangan di dapur-dapur SPPG.

Ia menyebut, meski penerapan SLHS terus didorong, saat ini sudah ada 84 dapur SPPG yang berhasil memenuhi standar tersebut.

“Begitu sertifikat keluar, dapur itu harus siap bertanggung jawab penuh atas keamanan dan kualitas makanan yang disajikan,” tegas Luthfi.

Ia juga mengimbau agar seluruh SPPG bersikap terbuka terhadap pengawasan publik, termasuk dari Satgas MBG dan tim Dinas Kesehatan. Menurutnya, transparansi sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program tersebut.

“SPPG jangan tertutup. Siapa pun boleh masuk, asalkan jelas dari mana dan untuk keperluan apa. Tujuannya agar bisa ikut mengecek, termasuk ibu-ibu PKK. Operasional harus transparan supaya masyarakat percaya,” pungkasnya.

Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik Kamis, 09 Okt 2025
  • Dorong Rantai Nilai Lokal, Heri Londo Ajak BUMD Jadikan Produk Desa Jadi Prioritas Pengadaan Kamis, 09 Okt 2025
  • Wapim DPRD Jateng Ingatkan Bahaya Overdevelopment di Kawasan Wisata Alam Jawa Tengah Kamis, 09 Okt 2025
  • Aliansi Masyarakat Pati Bela 4 Tersangka Aksi Kericuhan yang Ditahan Polda Jateng Kamis, 09 Okt 2025
  • Rusak Mobil Provos dan Aniaya Polisi Saat Demo Lengserkan Bupati, 4 Warga Pati Ditahan Kamis, 09 Okt 2025
  • KAI Semarang Salurkan Bantuan Rp94,8 Juta Untuk Pendidikan dan Kemasyarakatan Kamis, 09 Okt 2025
  • Ahmad Luthfi Dukung Seniman Jateng Tembus Panggung Internasional sebagai Diplomasi Budaya Kamis, 09 Okt 2025

Berita Lainnya

Jateng

Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik

Kamis, 09 Okt 2025
DaerahEkonomiJateng

Dorong Rantai Nilai Lokal, Heri Londo Ajak BUMD Jadikan Produk Desa Jadi Prioritas Pengadaan

Kamis, 09 Okt 2025
EkonomiGaya HidupJateng

Wapim DPRD Jateng Ingatkan Bahaya Overdevelopment di Kawasan Wisata Alam Jawa Tengah

Kamis, 09 Okt 2025
Jateng

Ahmad Luthfi Dukung Seniman Jateng Tembus Panggung Internasional sebagai Diplomasi Budaya

Kamis, 09 Okt 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?