Pantura Paling Rawan, Luas Bahaya Banjir di Jateng Capai 935 Hektare

Athok Mahfud
22 Views
3 Min Read
Tim SAR gabungan mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Kota Semarang, pada bulan Maret 2024 lalu. (Foto: Dok. Basarnas)

INDORAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mecatat, total luas bahaya banjir di 35 kabupaten/kota mencapai 935.504 hektare. Kawasan Pantai Utara (Pantura) menjadi wilayah paling rawan terimbas banjir.

“Total luas bahaya banjir di Provinsi Jawa Tengah secara keseluruhan adalah 935.504 hektare dan berasa pada kelas tinggi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Jateng Muhamad Chomsul.

Dia menjelaskan, Pantura menjadi daerah paling rawan banjir karena memiliki kontur tanah yang rendah. Hal ini membuat daerah seperti Kota Semarang dan Demak lebih mudah terimbas banjir karena mendapat luapan air dari hulu.

“Daerah yang berpotensi rawan banjir di Jawa Tengah memang daerah Pantura karena konturnya rendah. Misalkan Kota Semarang bagian utara, daerah pesisir, kemudian Demak juga,” ucapnya.

Selain daerah itu, wilayah pesisir serta kabupaten/kota yang memiliki daerah aliran sungai (DAS) juga rawan banjir. Sepert halnya Kabupaten Pati, Kudus, Pekalongan, Klaten, dan lainnya.

“Pati juga ada daerah aliran Sungai Juwana, kemudian Kudus ada Sungai Wulan juga Pekalongan. Klateng di sana juga sering ada Sungai Dengkeng, lalu Banyumas. Itu daerah yang memang memiliki potensi rawan banjir untuk musim hujan di Jateng,” bebernya.

BPBD memetakan, daerah rawan banjir terbagi menjadi tiga kelas, yakni kelas rendah, sedang dan tinggi. Cilacap menjadi daerah yang memiliki luas tertinggi pada kelas rendah dengan 2.384 hektare.

Kemudian pada kelas sedang, luas tertinggi bahaya banjir adalah Kabupaten Grobogan sebanyak 47.626 hektare. Sedangkan pada kelas tinggi ada Kabupaten Demak dengan luas 53.960 hektare.

Chomsul juga menyebut, Jateng juga ada daerah yang rawan terjadi banjir bandang, terutama wilayah yang dilalui oleh DAS. Adapun potensi luas bahaya banjir bandang seluruh kabupaten/kota seluas 104.332 hektare dan berada pada kelas tinggi.

Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki luas tertinggi bahaya banjir bandang pada kelas rendah, sedang dan tinggi adalah Kabupaten Brebes dengan luas 1.465 hektare, 4.746 hektare dan 9.574 hektare.

“Daerah rawan banjir bandang juga kami sudah petakan. Terutama daerah-daerah pegunungan dia punya DAS rusak seperti Banyumas, Brebes, Cilacap itu juga memiliki potensi banjir bandang,” kata Chomsul.

BPBD Jateng telah melakukan beberapa upaya mitigasi bersama dengan pemerintah daerah. Mulai dari sosialisasi, pembentukan desa tangguh bencana, dan program lain agar masyarakat waspada terhadap potensi bencana yang bisa mengancam.

“Kami secara rutin melakukan kegaiatan sosialisasi, pembentukan desa-desa tangguh di desa rawan tersebut. Sehingga mereka punya rencana kesiapsiagaan, juga tim relawan desa dan rencana kesiapan yang lebih baik,” tandas Chomsul.

Share This Article