Kekeringan di Jateng Meluas, BPBD Lapor Ada 741 Desa Krisis Air Bersih

Athok Mahfud
20 Views
3 Min Read
Ilustrasi warga terdampak kekeringan. (Foto: istimewa)

INDORAYA – Memasuki puncak musim kemarau pada bulan September 2023, kekeringan di Jawa Tengah (Jateng) semakin meluas. Hingga kini tercatat sebanyak 741 desa di provinsi ini yang mengalami krisis air bersih.

Berdasarkan data terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, hingga 10 September 2023, tercatat sebanyak 741 desa yang tersebar di 223 kecamatan dan 32 kabupaten/kota mengalami kekeringan.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng Muhamad Chomsul mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih. Total 27.753.400 liter air bersih disalurkan untuk memenuhi kebutuhan warga di 741 desa kekeringan tersebut.

“Sejauh ini total dari jumlah air yang terdistribusi di 32 kabupaten/kota sudah mencapai 27.753.400 liter, itu (kekeringan) pada 32 kabupaten/kota, 233 kecamatan dan 741 desa,” ujarnya saat dihubungi Indoraya.news, Selasa (12/9/2023).

Chomsul mengatakan, pemenuhan bantuan distribusi air bersih ini dilakukan secara sinergis. Meliputi BPBD Jateng dan Kabupaten/Kota BBWS, Polri, program CSR swasta, PMI, dan bantuan dari masyarakat.

Menurutnya, komposisi desa yang mengalami kekeringan memang bervariasi. Ada kategori tinggi dan ada pula yang rendah. Sehingga bantuan air bersih juga menyesuaikan kebutuhan masing-masing daerah.

Sementara dari 32 kabupaten/kota di Jateng, BPBD mencatat bahwa daerah yang terdampak kekeringan paling parah yaitu Kabupaten Blora dengan 119 desa yang membutuhkan bantuan air bersih.

“Yang paling parah dan jumlah desa banyak itu di Blora, ada 119 desa yang sudah dilakukan droping sejuah ini. Disusul Grobogan, ini data per 10 September nanti kami update lagi nanti,” ujar Chomsul.

Dia berkata, daerah selanjutnya yang sudah masuk kategori kekeringan parah setelah Blora yaitu Kabupaten Grobogan, lalu Pati, Demak, dan Cilacap.

“Kemudian (setelah Blora) Grobogan ada 110 desa, terus ketiga Pati 49 desa, Demak 46 desa, Cilacap 41 desa. Ini 5 besar yang distribusinya sangat banyak, yang lain bervariasi ada 3, 4, 10, 12 dan sebagainya,” ucap Chomsul.

Lebih lanjut BPBD Jateng mengimbau seluruh masyarakat untuk menghemat air dengan menggunakan secara secukupnya. Hal ini untuk meminimalisir adanya krisis air bersih untuk keperluan sehari-hari.

“Kemudian juga mari kit berhemat air, memang kondisinya lagi seperti ini (kemarau dan kekeringan), jadi menabung air, memghemat air untuk digunakan seperlunya,” tandas Chomsul.

Share This Article