INDORAYA – Kejernihan air dan bentang alam eksotis yang tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan Desa Batealit, Kecamatan Batealit, mendadak mencuri perhatian publik. Wisata alam Kali Ndayung, yang sebelumnya hanya dikenal warga sekitar, kini viral di media sosial sebagai salah satu “hidden gem” Jepara.
Fenomena ini tak luput dari perhatian Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo. Usai kegiatan “Ngantor di Desa” pada Selasa (24/6/2025), ia langsung menyambangi lokasi wisata tersebut bersama Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar (Gus Hajar) dan sejumlah pejabat terkait.
Perjalanan menuju Kali Ndayung tidak mudah. Rombongan harus melintasi jalur tanah merah yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Namun hanya lima menit dari jalan utama, kelelahan itu terbayar tuntas.
Sungai yang dipenuhi bebatuan besar dengan air sebening kristal mengalir dari arah pegunungan menyambut pengunjung. Suasana semakin magis dengan nyanyian burung dan suara gemercik air di tengah rimbunnya pepohonan tinggi menjulang.
Bukan sekadar menikmati pemandangan, Bupati juga melepas bibit ikan di sungai tersebut, sebagai simbol dukungan terhadap pelestarian alam sekaligus mendongkrak potensi wisata berbasis ekowisata.
“Ini adalah salah satu destinasi wisata yang luar biasa di Desa Batealit. Sudah viral, dan keindahannya benar-benar alami. Tapi karena status lahan milik Perhutani, kita akan diskusikan lebih lanjut agar bisa kita kelola,” ujar Bupati Witiarso.

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Jepara tak bisa serta-merta mengucurkan dana karena lahan tersebut milik Perhutani. Namun, jika status pengelolaannya bisa disepakati, pemerintah siap turun tangan membangun infrastruktur pendukung seperti jalan akses, penerangan, toilet umum (MCK), hingga fasilitas keamanan pengunjung.
Potensi wisata Kali Ndayung sangat besar. Tiket masuk hanya Rp3.000 dan jasa ojek menuju lokasi dikenakan Rp10.000. Pengunjung juga bisa memilih berjalan kaki sembari menikmati keteduhan alam yang masih sangat terjaga.
Ayu, wisatawan asal Kabupaten Demak, bahkan sudah dua kali datang ke tempat ini. Ia mengaku terpesona dengan suasana alami dan kejernihan air Kali Ndayung.
“Saya ke sini sudah dua kali. Tempat ini masih sangat alami dan airnya benar-benar jernih. Rasanya segar banget kalau mandi di sini. Ini salah satu tempat yang cocok buat healing, camping, atau sekadar menyegarkan pikiran dari rutinitas kota,” kata Ayu.
Menurutnya, Kali Ndayung wajib masuk daftar destinasi bagi siapa pun yang sedang berlibur ke Jepara. “Murah, alami, dan menyenangkan,” tuturnya antusias.
BUMDes Batealit saat ini mengelola kawasan tersebut secara mandiri, dengan keterlibatan warga sekitar. Meski fasilitas masih minim, pengunjung terus berdatangan berkat keindahan yang tersebar melalui media sosial dan testimoni mulut ke mulut.
Dengan campur tangan serius dari pemerintah, pengelolaan profesional dari desa, dan daya tarik yang sudah terbukti menarik wisatawan, Kali Ndayung diproyeksikan sebagai salah satu wisata unggulan desa berbasis alam di Kabupaten Jepara.
Selain memajukan sektor pariwisata, lokasi ini diyakini mampu menjadi mesin penggerak ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.


