Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Ingin Pasang PLTS di Rumah? Buruan Mumpung Harganya Turun 80 Persen
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
Teknologi

Ingin Pasang PLTS di Rumah? Buruan Mumpung Harganya Turun 80 Persen

By Redaksi Indoraya
Selasa, 23 Agu 2022
24 Views
Share
4 Min Read
Pembangkit listrik tenaga surya (dok. PLN)
SHARE
INDORAYA – Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk rumah tangga semakin murah. Menurut Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, biaya pasang per kwh bisa turun hingga 80 persen.
Hal itu dikarenakan ada perbaikan teknologi yang lebih efisien dan murah. Sehingga biaya operasionalnya semakin hemat.

“Ada penurunan dari sisi biaya modal atau capex-nya untuk energi terbarukan PLTS atau tenaga surya. Saat ini sudah ada perbaikan teknologi dan peningkatan efisiensi, sehingga biaya pasang per kwh ini makin turun,” ungkap Dadan dalam Katadata Safe Forum 2022, Selasa (23/8/2022).

“Ada turun sekitar 80%. Kita bisa dapatkan energi dari dalam negeri dengan harga kompetitif dan juga makin bersih, banyak manfaat yang didapatkan,” sebutnya.

Menurutnya, krisis energi yang mengancam berbagai negara saat ini dikarenakan oleh ketahanan energi sebuah negara buruk. Hampir semua negara yang mengalami krisis energi, kata Dadan, terlalu banyak mengimpor komoditas energi dari negara lain.

Maka dari itu kalau bisa memaksimalkan sumber-sumber energi di dalam negeri akan lebih baik. Khususnya, sumber energi baru terbarukan yang raman lingkungan dan belum banyak dikembangkan.

“Krisis ini kan kaitannya ketahanan energi, ketahanan itu bagaimana masyarakat dapatkan akses ke energi tersebut. Beberapa negara yang alami krisis itu lebih banyak karena energinya impor lebih banyak,” sebut Dadan.

“Kalau kita seharusnya masih bisa maksimalkan apa yang ada di dalam negeri,” ujarnya.

Sebelum Dadan, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo sudah pernah memaparkan penurunan biaya operasi yang makin murah pada PLTS. Sama seperti Dadan, dia bilang saat ini PLTS makin murah ongkos operasionalnya.

Sebagai contoh, pembangkit tenaga surya misalnya. Tanpa baterai, harga listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah turun drastis sejak tahun 2015. Di tahun 2015 harga listrik PLTS sebesar US$ 25 sen per kwh, kini turun sampai ke US$ 3,8 sen per kwh.

“Memang di masa lalu harga EBT sangat mahal, kita cek kontrak PLN di tahun 2015, harga tenaga surya masih sekitar US$ 25 sen per kwh di 2015. 2017 turun US$ 10 sen per kwh, tahun 2020 akhir sudah dekati US$ 3,8 sen,” ungkap Darmawan dalam konferensi pers ETWG G20, Kamis (24/3/2022) yang lalu.

Bila dilihat dari PLTS dengan penggunaan baterai di tahun 2015 harganya mencapai US$ 50 sen per kwh. Namun kini sudah turun mendekati US$ 12-13 sen per kwh.

Darmawan juga sempat membandingkan harga listrik PLTS dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). PLTD menggunakan mesin diesel yang tenaganya menggunakan bahan bakar minyak.

Di PLTD harga listrik sebesar US$ 28 sen per kwh, itu pun dengan asumsi minyak US$ 63 per barel. Bila mau disesuaikan dengan harga minyak dunia yang sudah menyentuh US$ 100 per barel lebih maka jelas akan lebih mahal.

Nah sementara itu, harga PLTS dengan baterai bila dihitung totalnya mencapai US$ 17-18 sen. Itu sudah ditotal dari harga listrik yang disimpan di baterai sebesar US$ 12 sen per kwh plus generator sebesar US$ 5-6 sen per kwh.

TAGGED:Indorayalistrikplnpltsrumah tangga
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Pemerintah Siapkan Penerapan Biodiesel B50 pada Semester II 2026 Sabtu, 25 Okt 2025
  • Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Siap Groundbreaking di 7 Kota pada 2026 Sabtu, 25 Okt 2025
  • Pemerintah Izinkan Umrah Mandiri, DPR: Penyesuaian dengan Kebijakan Arab Saudi Sabtu, 25 Okt 2025
  • Terduga Pelaku Kasus Video AI Chiko Radityama Diketahui Anak Perwira dan Bintara Polri Jumat, 24 Okt 2025
  • Ambulans dari Pati Terjebak Banjir Kaligawe Saat Bawa Pasien Kanker Jumat, 24 Okt 2025
  • Pantura Kaligawe Lumpuh Total, Kemacetan Mengular hingga 8 Kilometer Jumat, 24 Okt 2025
  • Taj Yasin: Santri Harus Miliki Wawasan Kepemimpinan dan Akhlak Kuat Jumat, 24 Okt 2025

Berita Lainnya

JatengTeknologi

Pemprov Jateng Luncurkan Aplikasi Sipena untuk Digitalisasi Peminjaman Arsip

Jumat, 24 Okt 2025
JatengTeknologi

Heri Pudyatmoko Ajak Masyarakat Manfaatkan Layanan Digital Pemprov untuk Kemudahan Administrasi & Pengaduan

Jumat, 24 Okt 2025
PendidikanTeknologi

Heri Pudyatmoko: Literasi Digital Harus Ajarkan Anak Memilah Fakta, Bukan Sekadar Viralitas

Jumat, 24 Okt 2025
RagamTeknologi

Heri Pudyatmoko Ingatkan Masyarakat Agar Bijak Hadapi Disrupsi Digital dan AI

Kamis, 23 Okt 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?