Berbekal Keterampilan Tata Boga, PKK Jateng Ingin Terlibat Program MBG

Athok Mahfud
51 Views
3 Min Read
Ratusan kader TP PKK di Jawa Tengah mengikuti pelatihan boga di Kompleks Gedung D'Elang Tembalang, Kota Semarang, Senin (14/4/2025)

INDORAYA – Dengan berbekal keterampilan tata boga atau seni mengolah makanan, Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah (Jateng) ingin terlibat dalam program makan bergizi gratis (MBG).

Bekal ini didapatkan dalam pelatihan boga di Kompleks Gedung D’Elang Tembalang, Kota Semarang, Senin (14/4/2025). Kegiatan ini diikuti sebanyak 120 kader PKK yang berasal dari desa miskin ekstrem.

Selain mengentaskan warga dari kemiskinan, keterampilan yang dalam pelatihan TP PKK bersama Baznas Jateng ini juga dapat dikolaborasikan dengan program makan bergizi gratis.

Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin mengatakan, pelatihan ini adalah upaya untuk memangkas kemiskinan. Caranya, dengan memberi pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas kader, agar mampu meningkatkan perekonomian keluarga.

“Ini menjadi salah satu gerakan ekonomi yang bisa berkontribusi untuk daerah masing-masing, kegiatan boga ini, kita fokus pada menu yang digunakan untuk makan bergizi gratis. Ini nanti akan berkolaborasi dengan program pemerintah pusat,” katanya.

Nawal mengatakan bahwa kolaborasi antara PKK Jateng dan Baznas Jateng telah memberi manfaat pada ribuan kader. Menurut catatannya, sudah ada sekitar 2.600 kader PKK di seluruh Jateng yang menerima manfaat pelatihan boga.

Oleh karenanya, PKK Jateng terus mendorong kader yang telah mendapat pelatihan agar terus mengembangkan diri. Baik dalam sisi keterampilan ataupun usaha.

“Saya mengingatkan, untuk mengurus izin IRT (Pangan Industri Rumah Tangga), sertifikat halal, dan memberikan packaging yang baik, serta belajar digital marketing. Matur nuwun Baznas Jateng, Insyaallah akan terus berkesinambungan,” ucap istri Wakil Gubernur Jateng tersebut.

Wakil Ketua II Baznas Jateng, Muhammad Zen Yusuf mengungkapkan, pelatihan itu bagian dari penyaluran zakat produktif. Sesuai UU No 23/2011 tentang pengelolaan zakat, penggunaan zakat digunakan 50 persen untuk kegiatan produktif dan 50 persen untuk kegiatan konsumtif seperti pemberian sembako, alat dengar, kursi roda, santunan korban bencana, dan semacamnya.

“Tujuan pengelolaan zakat dalam rangka pula untuk menyejahterakan umat dan menanggulangi kemiskinan. Oleh karenanya 50 persen digunakan untuk mustahik produktif,” ungkap dia.

Zen menyebutkan, berbagai pelatihan diberikan untuk mustahik atau penerima zakat produkti. Mulai dari kursus cukur rambut, pelatihan binatu, hingga pelatihan pertukangan tersertifikasi dan pelatihan boga.

Tidak hanya itu, para penerima pelatihan kali ini juga mendapat berbagai bantuan seperti pemanggang, wajan, dan peralatan masak lain. Setelahnya, mereka akan didampingi agar dapat mengembangkan usaha kuliner.

“PKK ini terkait kuliner, sesuai konteks daerah masing-masing. Dengan kaitan program pemerintah, kita siapkan boga khusus untuk mempersiapkan makan bergizi gratis. Siapa tahu akan direkrut kelompok yang ditugasi untuk masak makan bergizi gratis,” terangnya.

Peserta asal Baturagung, Kabupaten Grobogan, Suminarti, mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut. Ia berharap, bisa membuka warung bakso untuk menaikkan perkonomian keluarganya.

“Saya ibu rumah tangga biasa, ya alhamdulillah bahagia dapat belajar ilmu baru. Harapannya bisa jualan bakso aatau makanan lah,” pungkas Suminarti.

Share This Article