INDORAYA – Lebih dari 50 persen menara BTS di Aceh masih belum berfungsi karena terganggunya suplai listrik setelah banjir dan longsor melanda wilayah tersebut. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyampaikan bahwa sekitar 60 persen infrastruktur menara telekomunikasi di Aceh masih tidak aktif.
Kondisi ini membuat Aceh menjadi daerah dengan proses pemulihan jaringan paling lambat bila dibandingkan dengan Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Meutya menegaskan bahwa pemadaman listrik secara luas menjadi faktor utama terhambatnya perbaikan jaringan.
“Untuk Aceh, kendala listrik masih menyebabkan sekitar 60 persen menara tidak beroperasi,” ujar Meutya usai memimpin rapat koordinasi di Medan, Senin (1/12/2025), dalam keterangan resminya.
Berdasarkan data Komdigi, dari total 2.804 BTS yang terdampak di tiga provinsi, Aceh mencatat jumlah tertinggi, yaitu 1.969 menara.
Pemerintah menargetkan peningkatan signifikan pada pemulihan jaringan di Aceh dalam empat hari ke depan, bersamaan dengan perbaikan sistem kelistrikan oleh PLN.
TNI juga digerakkan untuk membantu mempercepat pengiriman material perbaikan ke wilayah yang sulit dijangkau. Sementara itu, proses pemulihan di Sumbar dan Sumut lebih maju, dengan tingkat operasional mencapai 95 persen dan 90 persen.
Meutya menegaskan bahwa pemulihan layanan komunikasi tetap menjadi prioritas agar koordinasi penanganan bencana dapat berjalan lancar. Ia juga memberikan apresiasi kepada operator seluler yang menawarkan potongan tarif serta perpanjangan masa aktif kartu bagi masyarakat terdampak.
Warga juga diminta untuk tetap siaga, mengikuti arahan petugas, serta memperoleh informasi resmi melalui tautan https://s.id/TanggapBencanaSumatra
.


