Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Marak Kasus Siswa Keracunan, Anggota DPD RI Tawarkan Solusi MBG Aman
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
Jateng

Marak Kasus Siswa Keracunan, Anggota DPD RI Tawarkan Solusi MBG Aman

By Dickri Tifani
Senin, 06 Okt 2025
2.4k Views
Share
3 Min Read
Anggota DPD RI yang juga Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi, di Kampus UPGRIS, Minggu (5/10/2025). (Foto: Dickri Tifani/Indoraya)
SHARE

INDORAYA – Anggota DPD RI Dapil Jawa Tengah, Muhdi, memberikan sejumlah masukan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belakangan menjadi sorotan publik karena maraknya kasus dugaan keracunan di berbagai daerah.

Muhdi menilai, evaluasi paling mendesak dalam program MBG adalah desentralisasi sistem dapur penyedia makanan.

Menurut dia, dapur MBG tidak harus berskala besar dan terpusat, melainkan dapat dibagi menjadi unit-unit lebih kecil agar kebersihan serta keamanan pangan lebih terjamin di setiap wilayah.

“Evaluasi yang pertama ya didesentralisasikan, diperkecil. Daerah-daerah tertentu jangan dipaksakan sampai 3.000 porsi. Kalau di kota mungkin masih bisa, tapi kalau di daerah pinggiran itu terlalu berat,” ujarnya saat ditemui Indoraya.news di Kampus UPGRIS, Minggu (5/10/2025).

Lebih lanjut, Muhdi mengusulkan agar yayasan atau lembaga pendidikan swasta juga diberi ruang untuk mengelola program MBG secara mandiri.

Dengan begitu, dana Rp15 ribu per siswa per hari dapat dimanfaatkan lebih efisien, di mana sekitar Rp12.500 dialokasikan untuk bahan pangan dan sisanya untuk biaya operasional.

“Pola ini akan lebih cocok diterapkan di sekolah kecil atau daerah terpencil yang jumlah siswanya sedikit. Makanannya bisa lebih segar, dan pengawasan gizinya pun lebih mudah,” kata Ketua PGRI Jateng tersebut.

Terkait pelibatan guru dalam uji kelayakan makanan MBG, Muhdi menyoroti praktik mencicipi makanan oleh guru penanggung jawab yang mendapat insentif Rp100 ribu per hari.

Ia menegaskan bahwa para guru sebenarnya tidak memiliki jatah makanan dan kerap kebingungan menentukan makanan mana yang harus dicicipi.

“Kalau mau nyicipi, pertama apakah harus jadi penanggung jawab dulu? Terus, apa ada makanan yang memang disiapkan untuk dicicipi? Jangan malah mencicipi jatah anak-anak, itu kan enggak baik,” tegasnya.

Muhdi menambahkan, uji rasa sebaiknya dilakukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sebelum makanan didistribusikan ke sekolah. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa mencicipi satu sampel bukan berarti menjamin ribuan porsi lain pasti layak konsumsi.

“Yang harus nyicipi itu kalau perlu BGN. Tapi ya, nyicipi satu itu bukan berarti 1.000 porsi lainnya juga aman. Kan enggak mungkin dicicipi semua,” imbuhnya.

Lebih jauh, Muhdi menekankan pentingnya pengawasan ketat di tingkat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), serta perlunya sekolah mendapatkan anggaran khusus untuk mendukung proses distribusi MBG.

“Sekolah, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan harus dilibatkan. Sekolah perlu punya komunikasi langsung dengan dapur agar bisa memantau, mengecek, bahkan memberi laporan jika ada kendala. Jangan malah dilarang melapor. Ini soal tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

TAGGED:Anggota DPD RI Dapil Jateng MuhdiKasus Keracunan MBGMakan Bergizi Gratis (MBG)Makan Bergizi Gratis Jateng
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik Kamis, 09 Okt 2025
  • Dorong Rantai Nilai Lokal, Heri Londo Ajak BUMD Jadikan Produk Desa Jadi Prioritas Pengadaan Kamis, 09 Okt 2025
  • Wapim DPRD Jateng Ingatkan Bahaya Overdevelopment di Kawasan Wisata Alam Jawa Tengah Kamis, 09 Okt 2025
  • Aliansi Masyarakat Pati Bela 4 Tersangka Aksi Kericuhan yang Ditahan Polda Jateng Kamis, 09 Okt 2025
  • Rusak Mobil Provos dan Aniaya Polisi Saat Demo Lengserkan Bupati, 4 Warga Pati Ditahan Kamis, 09 Okt 2025
  • KAI Semarang Salurkan Bantuan Rp94,8 Juta Untuk Pendidikan dan Kemasyarakatan Kamis, 09 Okt 2025
  • Ahmad Luthfi Dukung Seniman Jateng Tembus Panggung Internasional sebagai Diplomasi Budaya Kamis, 09 Okt 2025

Berita Lainnya

Jateng

Heri Pudyatmoko Ajak ASN dan Aparatur Desa Jadi Motor Etika Pelayanan Publik

Kamis, 09 Okt 2025
DaerahEkonomiJateng

Dorong Rantai Nilai Lokal, Heri Londo Ajak BUMD Jadikan Produk Desa Jadi Prioritas Pengadaan

Kamis, 09 Okt 2025
EkonomiGaya HidupJateng

Wapim DPRD Jateng Ingatkan Bahaya Overdevelopment di Kawasan Wisata Alam Jawa Tengah

Kamis, 09 Okt 2025
Jateng

Ahmad Luthfi Dukung Seniman Jateng Tembus Panggung Internasional sebagai Diplomasi Budaya

Kamis, 09 Okt 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?