INDORAYA – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, menegaskan bahwa toleransi dan moderasi beragama merupakan kekuatan utama yang selama ini menjaga harmoni masyarakat Jawa Tengah. Menurutnya, pembangunan daerah tidak akan berjalan baik jika masyarakat terpecah karena isu keagamaan atau identitas.
“Jawa Tengah adalah rumah bagi beragam tradisi dan keyakinan. Yang membuat kita kuat bukan hanya karena budaya gotong royong, tapi juga karena sikap saling menghormati. Toleransi dan moderasi beragama adalah modal sosial terbesar kita,” ungkap Heri.
Heri menambahkan, DPRD Jateng berkomitmen mendorong lahirnya kebijakan yang mendukung iklim kebersamaan tersebut. Ia menekankan, pemerintah dan legislatif harus memberi ruang bagi semua kelompok agama untuk berkontribusi dalam pembangunan, tanpa diskriminasi.
Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2024, Jawa Tengah termasuk provinsi dengan Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) tertinggi di Indonesia, dengan skor 77,6, berada di atas rata-rata nasional 76,02. Capaian ini menunjukkan bahwa kehidupan keagamaan di Jawa Tengah relatif harmonis.

“Data itu menguatkan apa yang kita rasakan sehari-hari: masyarakat Jawa Tengah mampu hidup berdampingan meskipun berbeda. Namun capaian ini tidak boleh membuat kita lengah, karena tantangan intoleransi dan ekstremisme bisa datang kapan saja,” jelasnya.
Heri menegaskan, pendidikan politik dan keagamaan yang inklusif harus terus diperkuat, terutama bagi generasi muda. Menurutnya, generasi baru harus diajak memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman.
“Jika toleransi dan moderasi terus kita rawat, maka Jawa Tengah akan menjadi contoh bagi provinsi lain. Kekuatan kita bukan pada jumlah sumber daya alam saja, melainkan pada masyarakat yang bersatu dalam keberagaman,” pungkasnya.