INDORAYA – Sebanyak 338 wisudawan program diploma, sarjana, dan pasca sarjana Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang resmi dikukuhkan di Auditorium Gedung Albertus pada Sabtu (17/12/2022).
338 wisudawan yang mengikuti proses wisuda hari ini berasal dari seluruh jenjang pendidikan dan fakultas di Unika Semarang Kecuali Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) serta Fakultas Kedokteran (FK).
Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindiarto mengatakan bahwa hampir 60 persen wisudawan yang lulus pada periode-IV 2022 kali ini berhasil lulus tepat waktu atau semester delapan.
“Hari ini wisudawan yang lulus 60 persen tepat waktu. Itu bagian dari program percepatan masa studi tanpa sedikit pun mengurangi kualitas lulusan,” katanya dalam konferensi pers usai melepas wisudawan.
Ia melanjutkan, capaian tersebut merupakan hasil dari program percepatan studi yang diterapkan di kampus Unika. Menurut Ferdinandus, program ini berhasil membuat mahasiswa lulus tepat waktu.
“Kami kan punya salah satu program percepatan proses studi dan sejak 2 kali wisuda ini (periode September dan Desember) mulai nampak hasilnya. Banyak wisudawan yang lulus tepat waktu,” imbuhnya.
Terkait program ini, Unika Semarang mendorong para tenaga pengajar atau dosen untuk memberikan bimbingan secara maksimal kepada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir.
“Dan kami memang mendorong dosen untuk membantu, membimbing, memberi waktu lebih untuk membimbing mahasiswa. Kami dorong ini supaya mahasiswa bisa cepat menyelesaikan tugas akhir,” lanjut Rektor Ferdinandus.
Selain itu, program percepatan proses studi juga didukung oleh berbagai kebijakan akademik lainnya. Salah satunya yaitu penyelesaian revisi tugas akhir skripsi yang tidak perlu ke dosen penguji.
Kebijakan ini diterapkan di kampus Unika Semarang sejak bulan November lalu. Di mana hasil revisi tugas akhir mahasiswa tidak perlu lagi ditandatangani oleh penguji, melainkan cukup dosen pembimbing.
“Juga untuk penyelesaian tugas akhir tidak perlu revisian ke penguji, cukup ke pembimbing. Kalau sebelumnya kan ke pembimbing dan penguji yang memakan proses waktu cukup lama,” terangnya.
Lebih lanjut, Ferdinandus meminta 338 wisudawan untuk bisa menerapkan ilmu pengetahuan dan bekal yang didapatkannya selama menjalani masa studi ke dalam kehidupan sosial masyarakat.
Mahasiswa juga diminta untuk bisa mengimplementasikan spirit “Hoi Aristoi” yang telah ditanamkan oleh Albertus Soegijapranata, vikaris apostolik dan uskup agung asal Semarang. Alumni Unika harus berani mengambil peran di masyarakat.
“Sebagaimana pesan yang ditanamkan Albertus Soegijapranata, gemblenglah anak-anak muda supaya berani mengambil peran di manapun mereka berada. Di Unika mahasiswa digembleng dan itu dilakukan untuk membentuk anda sebagai “Hoi Aristoy,” pesan Ferdinandus.


