INDORAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) meluncurkan program Layanan Dokter Spesialis Keliling (Speling). Masyarakat dapat melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di balai desa.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan bahwa dengan adanya program ini, warga yang ingin mengecek kesehatan tidak harus di rumah sakit maupun Puskesmas, tetapi bisa di balai desa.
Ada dua keuntungan yang diperoleh warga dengan memeriksakan diri di Speling. Yaitu jarak balai desa yang dekat dengan tempat tinggal sehingga lebih irit waktu dan cukup membawa KTP maka layanan kesehatan gratis bisa langsung dilakukan.
Ahmad Luthfi mengatakan, setidaknya ada lima layanan kesehatan gratis yang diberikan. Di antaranya pemeriksaan TBC (Tuberkulosis), kanker serviks, kesehatan jiwa, kusta, dan ibu hamil.
Gubernur Luthfi mengunjungi dan memantau langsung pelaksanaan Speling di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Jepara, Selasa (4/3/2024).
“Speling ini mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat bawah. Sasaran yang pertama di Desa Troso dan Desa Karanggondang (Jepara). Kenapa? Ini linier dengan penerima bansosnya di atas 60 persen,” katanya.
Pemprov Jateng berencana agar nantinya semua masyarakat di 35 kabupaten/kota bisa memanfaatkan layanan Speling, jika tempat tinggal jauh dari Puskesmas maupun Rumah Sakit.
Speling ini didukung dokter spesialis dari 7 rumah sakit milik provinsi, Dinas Kesehatan dan juga RS swasta. Sebagai tahap pertama, ada 70 desa di 35 kabupaten/kota yang menjadi sasaran.
Saat ini sudah ada 10 mobil layanan Speling yang akan terus bekerja melayani masyarakat. Jumlah mobil Speling akan terus ditambah, seperti halnya RSUD Moewardi yang didorong untuk memiliki setidaknya 10 unit.
Dari sejumlah layanan kesehatan yang diberikan, pemeriksaan TBC diprioritaskan. Hal ini linier dengan program Presiden Prabowo Subianto guna menekan penyakit menular tersebut di seluruh Indonesia.
“Paling pokok adalah TBC, selaras dengan program Bapak Presiden Prabowo. TBC bisa diturunkan,” tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan untuk menangani TBC maka langkah pertama adalah menemukan penderita terlebih dahulu. Pada 2025 ini Jateng ditarget menemukan kasus TBC sebanyak 103 ribu. Sementara pada 2024, Jateng ditarget 96 ribu dan tercapai 96 persen.
Menurutnya, Treatment Success Rate (TSR) atau peluang sembuh penderita TBC besar setelah perawatan rutin, yakni 9 orang dari 10 orang.
“Tapi kan harus ditemukan dulu kasus TBC ini. Kemudian keluarga atau orang yang di sekelilingnya juga dicek. Dari 1 orang yang sakit, tressingnya minimal 8 orang. Dari situ akan ketahuan, tertular atau tidak” lanjutnya.
Selain pemeriksaan TBC, Gubernur Ahmad Luthfi juga menekankan pemeriksaan kanker serviks dan ibu hamil. Pemeriksaan ibu hamil minimal dilakukan 6 kali dalam 9 bulan mengandung.
Pemeriksaan itu ditambah dengan cek janin melalui USG pada trimester pertama atau usia kehamilan 3 bulan pertama dan trimester ketiga atau usia kehamilan 3 bulan terakhir.