INDORAYA – Masyarakat Kota Pekalongan memiliki tradisi setiap Lebaran Idulfitri yakni menerbangkan balon udara.
Untuk tidak adanya penerbangan liar yang membahayakan penerbangan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menggelar festival atau lomba balon udara di lokasi yang aman dan tidak menganggu pesawat.
Seperti halnya pada hari ini (17/4), Pemkot Pekalongan menggelar festival balon udara di Lapangan Mataram, Kota Pekalongan.
Meski sudah digelar festival semacam ini, ternyata masih ada warga yang menerbangkan balon udara secara liar.
Hal itu seperti data laporan yang diterima oleh Lembaga Penyelenggara Navigasi Penerbangan Nasional (AirNav).
Setidaknya ada 15 balon udara yang diterbangkan liar di langit kota batik itu dilaporkan oleh pilot kepada AirNav.
Temuan balon liar itu berterbangan di rute jalur terpadat yang bisa membahayakan penerbangan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Indoraya, saban harinya di langit Pekalongan itu ada sebanyak 3 ribu penerbangan yang melalui langit Pekalongan. Apalagi, jalur langit Pekalongan merupakan bagian dari jalur terpadat penerbangan.
Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav, Ahmad Nurdin Aulia, mengungkap gangguan penerbangan seperti balon udara liar mengalami penurunan pada tahun 2024 dengan tahun 2023 sebelumnya.
“Kami menerima 15 laporan dari pilot yang melihat balon terbang di udara. Namun, jumlah ini sudah sangat turun dibanding tahun sebelumnya, 68 laporan,” ungkap Ahmad, Rabu (17/4).
Menurut Aulia, balon udara raksasa diterbangkan secara liar dapat membahayakan keselamatan lantaran menutupi pandangan pilot. Selain itu juga balon udara sangat bahaya apabila masuk ke mesin bisa membuat mesin pesawat bermasalah.
“Jadi kalau ada laporan pilot tentang balon udara liar, dia [pilot] menyuruh pesawat menghindari jalur tersebut. Sehingga tidak membahayakan keselamatan penerbangan,” katanya.
Kendati demikian, AirNav Indonesia mendukung Pemkot Pekalongan dan Komunitas Sedulur Balon Pekalongan yang telah memfasilitasi festival balon dengan baik.
Bahkan tahun ini, ada 73 tim peserta yang ikut memeriahkan Festival Balon Udara 2024 ini.
“Dan langit Pekalongan bisa dilihat hari ini dipenuhi dengan balon berwarna-warni,” jelasnya.
Ahmad menegaskan, festival ini tidak hanya mempertahankan tradisi lokal. Akan tetapi juga mendukung keselamatan penerbangan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 40 Tahun 2018.
“Tradisi menerbangkan balon udara adalah bagian dari kearifan lokal Jawa Tengah dan Jawa Timur yang kami hormati, selama dilakukan dengan cara yang aman,” tutupnya.