Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Meski Ada Aturan Pemerintah, Ribuan Warga Padati Semarang Thrift Day
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
Semarang

Meski Ada Aturan Pemerintah, Ribuan Warga Padati Semarang Thrift Day

By Dickri Tifani
Rabu, 03 Des 2025
Share
3 Min Read
Semarang Thrift Day terlihat ramai pengunjung. (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)
SHARE

INDORAYA – Meski pemerintah telah melarang masuknya pakaian bekas impor atau barang thrifting ke Indonesia, para pelaku usaha tetap berupaya mencari peluang untuk berjualan, salah satunya melalui partisipasi dalam berbagai pameran.

Hal itu tampak dalam acara Semarang Thrift Day yang digelar di Sentraland Mall Semarang pada 28 November hingga 7 Desember 2025.

Walaupun ada aturan pembatasan, minat masyarakat Kota Semarang terhadap barang thrifting tetap sangat tinggi. Berdasarkan pengamatan Indoraya.News pada Selasa (2/12/2025) malam, pengunjung memenuhi stan-stan penjual, mulai dari sepatu, pakaian, hingga topi.

Apalagi, Semarang Thrift Day yang telah rutin berlangsung sejak 2021 selalu menjadi salah satu agenda yang ditunggu-tunggu, terutama oleh penyuka barang preloved.

“Antusiasnya bagus sih, ya pasang surut, kadang naik kadang turun. Alhamdulillah masih bisa buat makan,” tutur salah satu penjual thrift, Celvin Sukma, saat ditemui Indoraya.News.

Celvin juga merespons pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai penegasan larangan pakaian bekas impor serta rencana memperketat peredarannya. Menurutnya, ia dan para penjual lain mulai merasakan dampaknya, terutama terkait ketersediaan pemasok dan stok barang.

“Jelas sangat berpengaruh dalam segi mencari barang. Apalagi buat belanja, buat restock,” katanya.

Sulitnya mendapatkan produk berkualitas membuat biaya produksi meningkat. “HPP-nya jadi lebih naik lagi,” ujarnya.

Penjualan Turun Hingga 15 Persen

Dari sisi pendapatan, Celvin menyebutkan bahwa penjualannya menurun sekitar 10–15 persen.

“Menurun ya 10–15 persen, itu kalau hitung-hitungan kasarnya kurang lebih segitu,” ungkapnya.

Kendati demikian, ia mengatakan masih ada waktu-waktu tertentu seperti masa gajian yang membuat pengunjung membludak dan transaksi ikut naik.

Terkait kebijakan pemerintah, Celvin berharap ada langkah yang lebih bijak. Ia menginginkan agar aktivitas thrifting tidak dihapus, tetapi diarahkan menjadi usaha legal melalui skema pajak sehingga tetap memberi ruang bagi para pelaku usaha sekaligus membantu pemasukan negara.

“Mungkin dilegalkan dengan pajak tetapi juga dibatasi jumlahnya. Soalnya thrifting sudah lama dan kebetulan sudah menghidupi para UMKM kecil,” tegasnya.

Celvin menambahkan banyak pelaku usaha bergantung pada bisnis thrift. Jika kegiatan ini dihentikan tanpa solusi, ribuan UMKM harus memulai dari awal lagi.

Pernyataan serupa diungkapkan Yohanes, pemilik toko Awawscnd di Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat. Ia menilai alasan pelarangan thrifting demi melindungi UMKM lokal tidak sepenuhnya tepat.

“Dari tahun ke tahun selalu ada berita seperti ini. Kami pelaku thrift seperti dikambinghitamkan atas masalah negara yang tidak bisa membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Ia menilai setiap usaha memiliki pangsa pasar masing-masing.

“Kurang relevan kalau thrift dihentikan dengan dalih melindungi UMKM lokal. Semua usaha punya market sendiri,” tutup Yohanes.

TAGGED:Semarang Thrift Day
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Pelajar di Jateng Tolak Wacana 6 Hari Sekolah, Keluhkan Jadwal Semakin Padat Kamis, 04 Des 2025
  • Investasi Jateng Kian Menggeliat, Investor Dubai Bakal Bangun Urea Kamis, 04 Des 2025
  • Tembus 107.488 Kasus, Nawal Yasin Dukung Komitmen PPTI Jateng Berantas TBC Kamis, 04 Des 2025
  • Lebih dari 70 Persen Badan Publik di Jawa Tengah Sudah Informatif Kamis, 04 Des 2025
  • Jateng Mantapkan Budaya Antikorupsi, DPRD Desak Pembenahan Tata Kelola Anggaran Kamis, 04 Des 2025
  • Indosat Percepat Pemulihan Jaringan dan Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Sumatera Kamis, 04 Des 2025
  • Lulusan SMK Dominasi Pengangguran Indonesia, Pemerintah Siapkan 500 Ribu Tenaga Kerja untuk Pasar Global Kamis, 04 Des 2025

Berita Lainnya

Semarang

Foto Wali Kota Semarang Dicatut Penipu untuk Menjerat Warga Lewat WhatsApp

Rabu, 03 Des 2025
BeritaGaya HidupSemarang

Wuling Darion Resmi Debut di Semarang, Bidik 100 Unit Penjualan di Jawa Tengah

Rabu, 03 Des 2025
Semarang

Pemkot Semarang Siapkan Rp500 Miliar Lawan Banjir 2026

Selasa, 02 Des 2025
Semarang

Investasi Bajaj Jadi Solusi Pengangguran 5,82% di Semarang

Selasa, 02 Des 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?