INDORAYA – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tercatat mengalami penurunan pada tahun 2023. Bahkan pertumbuhan ekonomi provinsi ini masih berada di bawah rata-rata ekonomi nasional.
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, ekonomi Jateng pada tahun 2023 tumbuh di angka 4,98 persen, menurun dari tahun sebelumnya di angka 5,02 persen. Pertumbuhan ekonomi Jateng saat ini juga lebih rendah dibanding nasional yang tercacat 5,05 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 2023 sebesar 4,98 persen. Ini memang lebih rendah dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang besarnya 5,05 persen,” katanya usai Rapat Paripurna di Gedung Berlian DPRD Jateng, Kamis (29/3/2024) kemarin.
Nana Sudjana menungkap faktor penyebab menurunnya pertumbuhan ekonomi Jateng. Di antaranya konflik geopolitik serta perubahan iklim hingga fenomena El Nino. Hal itu mempengaruhi produktivitas sektor pertanian, pangan, dan sektor lainnya.
“Penurunan ini karena beberapa permasalahan global. Seperti adanya perang Rusia-Ukraina, lalu perubahan iklim, dan juga karena El Nino,” bebernya.
Mengatasi hal ini, pihaknya tengah melakukan sejumlah upaya. Dia ntaranya dengan memberikan kemudahan berusaha, peningkatan investasi, penguatan daya beli, pengendalian inflasi, dan peningkatan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Selain itu, Pemprov Jateng juga memperkuat daya saing dan nilai tambah industri, memberdayakan UMKM, serta melakukan konektivitas pemerataan pembangunan daerah.
Lebih lanjut, Nana menyebut inflasi di Jateng tahun 2023 sebesar 2,89 persen. Angka ini turun signifikan dari tahun 2022 yang inflasinya 5,63 persen. Pengendalian inflasi dilakukan dengan menggelar pangan murah, sidak pasar, dan lainnya.
“Upaya Pemprov dalam menangani inflasi itu dengan melakukan pangan murah, pemberian subsidi transportasi, sidak pasar untuk menghindari penimbunan hingga pemantauan harga dan stok pasar,” tandas Nana Sudjana.