INDORAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada Triwulan III (Juli–September) 2025 mencapai 5,37 persen secara Year on Year (YoY). Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan capaian nasional yang tumbuh sebesar 5,04 persen.
Informasi tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, dalam rilis resmi secara daring pada Rabu (5/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa sejumlah faktor mendorong peningkatan ekonomi Jateng, terutama meningkatnya aktivitas produksi barang dan jasa di wilayah tersebut.
Data BPS menunjukkan, ekspor nonmigas pada periode Triwulan III 2025 dibandingkan Triwulan III 2024 tumbuh signifikan sebesar 22,69 persen secara tahunan. Selain itu, jumlah penumpang kereta api, pesawat udara, serta pengguna jalan tol juga mengalami kenaikan. Peningkatan investasi turut berkontribusi melalui kenaikan impor barang modal, yang menunjukkan meningkatnya kebutuhan mesin bagi industri.
“Triwulan III 2025, kita lihat perekonomian Jawa Tengah tumbuh 5,37 persen (YoY). Sementara kita lihat secara nasional sebesar 5,04 persen (YoY). Jadi Jateng pertumbuhan ekonomi Triwulan III lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Triwulan III secara nasional,” ungkap Endang.
Ia menambahkan, jika dilihat secara kuartal ke kuartal (Q-to-Q), ekonomi Jawa Tengah tumbuh 1,12 persen, sedangkan secara kumulatif (C-to-C) hingga Triwulan III 2025 tumbuh 5,21 persen.
Lebih lanjut, Endang menjelaskan bahwa struktur perekonomian Jawa Tengah masih didominasi oleh empat sektor utama, yaitu industri pengolahan dengan kontribusi 33,43 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar 13,44 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 12,88 persen, dan konstruksi sebesar 11,82 persen.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jateng dengan kontribusi 60,64 persen.
Secara regional di Pulau Jawa, Jawa Tengah menduduki peringkat kedua pertumbuhan ekonomi YoY tertinggi pada Triwulan III 2025, dengan angka 5,37 persen. Posisi pertama ditempati DI Yogyakarta (5,40 persen), disusul Banten (5,29 persen), Jawa Timur (5,22 persen), Jawa Barat (5,20 persen), dan DKI Jakarta (4,96 persen).
“Pulau Jawa ada enam provinsi, Jateng merupakan provinsi besar yang memiliki pertumbuhan tertinggi kedua setelah Yogyakarta. Kontribusi perekonomian Jawa Tengah sebesar 14,50 persen terhadap perekonomian di Pulau Jawa, atau 8,22 persen terhadap seluruh provinsi di Indonesia,” pungkas Endang.


