INDORAYA – Banjir yang melanda Kota Semarang, khususnya kawasan Pantura Kaligawe, selama hampir dua pekan, menimbulkan dampak besar, terutama dari sisi ekonomi. Kerugian akibat bencana itu bahkan diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
Di sisi lain, akibat banjir tersebut, sebanyak 32 ribu warga terdampak. Seiring dengan genangan yang sudah surut, kondisi terkini warga yang terdampak banjir menjadi 28 ribu orang.
“Nah, dampak yang paling berat adalah mereka tidak bisa beraktivitas untuk ekonomi atau aktivitas sehari-hari. Mereka yang biasanya kerja sehari dapat sehari, ini enggak bisa,” ujar Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, Selasa (4/11/2025).
Ditanya berapa jumlah kerugian selama banjir merendam di wilayahnya, dia mengatakan, kerugian ekonomi masih berproses dihitung.
Meski begitu, pihaknya memperkirakan nilainya bisa mencapai ratusan miliar rupiah selama lebih dari sepuluh hari banjir.
“Sedang dihitung. Tapi kalau estimasinya, iya, ratusan miliar. Selama 10 hari itu ya. Karena ini ada truk misalnya, sebenarnya dia mau kirim barang, harusnya deadlinenya hari Senin, tapi dia nggak bisa jalan. Kan ini berarti potensi rugi,” ungkapnya.
Agustina juga menuturkan bahwa banjir di Ibu Kota Jawa Tengah ini tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi saja, namun juga kegiatan pendidikan terhenti di sejumlah sekolah.
Sebab itu, pembelajaran terpaksa diterapkan secara daring selama bencana tersebut melanda.
“Mungkin ada Bapak Ibu guru kita yang enggak bisa ngajar. Sekolahnya tutup. Ini kerugian paling besar di sini nih, diproses pengembangan sumber daya manusia,” tuturnya.
Saat ini pihaknya saat ini tengah menghitung kerusakan infrastruktur seperti jalan dan saluran air, serta memperhatikan dampak kesehatan bagi warga.
“Kerusakan infrastruktur jalan, kemudian yang selokan, ada berbagai macam. Bapak Ibu yang seharusnya sehat menjadi sakit. Sedang dihitung,” ujarnya.
Selama banjir berlangsung, Pemkot Semarang terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Polda Jateng dan Polrestabes Semarang yang ikut membantu membangun dapur umum bagi warga terdampak.
Selain itu, Pemkot Semarang juga membuka posko kesehatan, posko logistik, posko penanganan lalu lintas, serta beberapa langkah strategis lainnya dalam mengatasi banjir.


