INDORAYA – Program Kecamatan Berdaya yang dicanangkan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan masyarakat. Termasuk kelompok rentan seperti komunitas penyandang difabel dan anak.
Program ini menjadikan kecamatan sebagai pusat pengembangan potensi dan kreativitas perempuan, anak, generasi Zilenial, lansia, disabilitas, dan pelaku ekonomi kreatif. Di dalamnya ada Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak (RPPA), Kartu Zilenial, sport center, serta pusat ekonomi kreatif.
Ketua Forum Disabilitas Masaran, Kabupaten Sragen, Sukardi mengatakan, program unggulan Pemprov Jawa Tengah ini membuat para penyandang disabilitas merasa lebih diperhatikan oleh pemerintah.
Menurutnya, selama ini disabilitas sering dipandang sebelah mata dan sering terdiskriminasi karena memiliki keterbatasan. Dia berharap, program ini dapat membuat difabel lebih percaya diri dan mandiri.
“Kecamatan Berdaya ini sangat luar biasa, terobosan Pak Gubernur. Selama ini kan kita masih dianggap pemain cadangan, kalau di sepak bola itu belum masuk skuad inti, kalau dimainkan pun jarang,” ungkap Sukardi, di sela-sela pencanganan Kecamatan Berdaya di Lapangan Sidodadi, Kecamatan Masaran, Sragen, Kamis (30/10/2025).
Sukardi bercerita, Forum Disabilitas Masaran selama ini telah melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan. Seperti pelatihan membuat keterampilan patung topeng, dari limbah kertas dan labu botol. Bahkan, produk yang dijual di Pasar Kawak, Desa Gebang, Masaran, Kabupaten Sragen, diminati banyak orang.
Hal itu tidak hanya mengembangkan kreativitas, tetapi juga membuat difabel lebih mandiri secara finansial.
Dia berharap, program Kecamatan Berdaya menjadi wadah bagi disabilitas untuk mengembangkan potensi diri, serta membuka ruang untuk bisa berkontribusi dalam pembangunan.
“Harapannya lebih diperkuat lagi keikutsertaan teman-teman disabilitas ini, dalam program pembangunan,” harap Sukardi.
Ketua Forum Anak Jawa Tengah, Prajnaputra Piyakusuma menilai, program Kecamatan Berdaya memilki konsentrasi yang sama dengan Forum Anak. Yakni pengembangan potensi dan kapasitas anak dan pelajar.
Siswa SMK Mikael Surakarta ini mengungkapkan, secara organisasi, Forum Anak juga ada di tingkat kecamatan. Nantinya, kegiatan hal itu bisa diintegrasikan dengan Kecamatan Berdaya.
Pihaknya sendiri sudah melakukan berbagai kegiatan. Seperti pelatihan peningkatan kapasitas tentang pemenuhan hak-hak anak, pelatihan kepemimpinan, public speaking, dan lain-lain.
“Foum Anak Jawa Tengah berharap teman-teman di kabupaten/ kota, kecamatan, bahkan kelurahan/desa, bisa mengembangkan minat bakatnya, bisa mencari jatidiri, dan dapat berkembang lebih baik dari hari ke hari,” tutur Prajnaputra.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan, melalui Kecamatan Berdaya, pihaknya ingi mewujudkan pembangunan yang inklusif, di mana seluruh masyarakat mendapatkan hak dan kesempatan yang sama untuk maju dan berdaya.
Adapun sasaran utama dari program tersebut adalah kelompok perempuan dan anak, penyandang disabilitas, generasi Z dan milenial (Zilenial), lansia, dan pelaku ekonomi kreatif.
Hingga saat ini, sudah ada 150 kecamatan di Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai pilot project program Kecamatan Berdaya. Pemprov terus melakukan pendampingan, agar program semakin diperluas.
Lebih lanjut, Gubernur mengajak seluruh elemen di Jateng, untuk mendukung dan menyukseskan program-program yang akan diekusekusi di Kecamatan Berdaya
“Sehingga tidak ada lagi perempuan rentan yang tidak punya perlindungan hukum. Tidak ada lagi kelompok disabilitas yang tidak punya pekerjaan karena tidak terampil. Tidak ada lagi pemuda yang hanya mengandalkan warisan orang tua karena dia tidak dididik oleh kecamatan,” tegas Luthfi.


