INDORAYA – Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen mengatakan, Pemprov Jateng akan melanjutkan program pemberian bisyaroh bagi santri dan anak-anak penghafal Al-Qur’an 30 juz.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Haflah Akbar Khotmil Qur’an dan Pencatatan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), di Gedung Jam’iyatul Hujjaj Kudus (JHK), Kabupaten Kudus, Minggu (23/2/2025).
“Komitmen kami kepada para penghafal Al-Qur’an masih sama, yaitu akan memberikan tali asih kepada anak-anak yang menghafalkan Al-Qur’an 30 juz,” kata Gus Yasin.
Program bisyaroh bagi penghafal Al-Qur’an sebelumnya sudah dilakukan Pemprov Jateng di era kepemimpinan Gus Yasin bersama Gubernur periode 2028-2023, Ganjar Pranowo.
Sejak digulirkan tahun 2019, bisyaroh senilai Rp 1 juta ini telah disalurkan kepada 2.020 orang santri. Mereka merupakan santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Tengah.
Rinciannya yaitu pada tahun 2019 jumlah peserta penerima bisyaroh sebanyak 105 orang. Di tahun berikutnya jumlah peserta sebanyak 81 orang. Pada tahun 2021 bisyaroh diterima oleh 358 orang.
Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2022 dengan jumlah penyaluran bisyaroh kepada 763 orang. Sedangkan ditahun 2023 hingga Bulan Juli 2023 bisyaroh diterima oleh 713 orang.
Dalam kesempatan itu, Gus Yasin menyebut bahwa program ini selaras dengan salah satu program prioritas bersama Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Yakni memberikan pendidikan berkualitas dan merata melalui peningkatan kesejahteraan guru, pengajar agama, dan beasiswa untuk siswa miskin, guru, santri, dan penghafal qur’an, untuk sekolah ke dalam dan luar negeri bagi yang berprestasi.
Sebagai informasi, kegiatan Haflah Khotmil Qur’an ini diikuti 3.230-an santri Rumah Tahfidz Al-Qur’an (RTQ) se-Kabupaten Kudus, kegiatan ini sekaligus memecahkan rekor MURI kategori pelafalan huruf hijaiyyah metode Yanbu’a dengan peserta terbanyak.
Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton, Pengasuh Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus, KH Ulin Nuha Arwani dan KH Ulil Albab Arwani.
Gus Yasin mengapresiasi kegiatan tersebut dengan harapan dapat memberikan motivasi kepada anak-anak untuk mengikuti kegiatan mengaji serta menghafal Al-Qur’an dengan bacaan yang benar, sehingga esensi dari Al-Qur’an bisa dirasakan.
Salah satu peserta dari RTQ Al-Amanatul Akhyar, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Sahila mengaku, senang bisa ikut serta di acara tersebut.
“Seneng sekali, saya belajar sampai empat tahun, saya ingin jadi hafidzah (penghafal Al-Qur’an),” katanya.
Dalam momentum itu, perasaan haru dan bangga juga dirasakan Ida Almunfaridza. Sebagai ustazah, dia menyebut momen ini sebagai acara bersejarah.
“Ini baru pertama kali untuk LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu’a) di Kudus. Jadi rasanya ya terkesan, bangga bisa ikut acara ini,” ucapnya.
Ida menjelaskan, metode Yanbu’a adalah cara yang mudah untuk pembelajaran Al-Qur’an bagi anak-anak.


