INDORAYA – Terik matahari mulai terasa hangat saat Suntoro sedang melayani pelanggannya. Setiap harinya ia selalu berada di samping Jalan Prof. Dr. Hamka Kecamatan Ngaliyan, Semarang, untuk menjual bensin eceran.
Di tengah lalu-lalang kendaraan yang melintas disertai bising mesin yang membising pagi itu, lelaki 42 tahun tersebut tampak hati-hati menuangkan bensin di tangki motor salah satu pembelinya.
Sesimpul senyum pun terlihat merekah di balik bibir pria bertopi tersebut saat ada kendaraan bermotor lainnya yang tengah mengantre dan ingin membeli bensin eceran jualanya.
Namun di sisi lain, warga asal Ngaliyan itu mengaku terpukul dengan kebijakan kenaikan harga BBM yang diberlakukan pemerintah sejak awal September lalu.
Kenaikan harga BBM membuatnya menaikkan harga bensin eceran. Harga Pertalite eceran yang dulunya ia jual Rp 9.000 kini menjadi Rp 12.500. Sejak itu pula, penjualan bensin ecerannya pun mengalami penurunan.
“Penurunan pastinya ada, biasanya yang beli bensin Pertalite 2 liter sekarang kebanyakan belinya pada 1 liter,” ujarnya saat ditemui di lapaknya Jalan Prof. Hamka Ngaliyan, Senin (17/10/2022).
Suntoro menyayangkan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Kenaikan harga ini membuat penjualannya menurun hingga 25 persen.
“Penurunannya sekitar 25 persen, dulunya terjual bisa nyampe 70 liter, sekarang paling banyak 50 liter per harinya,” sambungnya.
Sejak pemerintah menaikkan harga BBM, menurutnya daya beli masyarakat menjadi turun. Selain itu, pembelian BBM di SPBU juga dibatasi maksimal Rp 100 ribu.
Ia pun berharap kepada pemerintah agar harga BBM kembali diturunkan. Kalaupun tidak, upah pekerja diharapkan naik untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan daya beli, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Harapannya ya turun lagi, soalnya kan upah juga gak naik, kalau BBM naik dan harga2 pada naik, upah seharusnya juga dinaikkan biar bisa seimbang,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Ngaliyan, Zaqia Ulfa (20) mengatakan bahwa dengan naiknya harga BBM membuat dirinya berpikir ulang untuk membeli bensin eceran.
Ia lebih memilih membeli bensin di SPBU meskipun harus mengantre lama. Hal ini karena bensin eceran lebih mahal, bahkan harga Pertalite ada yang mencapai Rp 16.000 per liter.
“Kalau aku kadang, kalau udah kepepet banget baru beli eceran. Kalau enggak ya belinya di pom meskipun sekarang dapatnya gak sebanyak dulu,” beber mahasiswi di salah satu kampus tersebut.