Dikutip dari buku Jelajah Wisata Nusantara oleh Tri Maya Yulianingsih, Danau Tolire besar yang berada di bawah kaki Gunung Gamalama ini memiliki bentuk unik menyerupai loyang raksasa. Jarak antara Danau Tolire besar dan kecil hanya sekitar 200 meter namun yang menjadi tujuan banyak orang adalah danau Tolire besar.
Lokasinya yang berada di kaki Gunung Gamalama menjadikan pemandangan danau ini menakjubkan. Danau Tolire yang berjarak 10 km dari pusat Kota Ternate ini terletak di Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara.
Danau Tolire memiliki luas sekitar 5 hektare dan perkiraan kedalaman 50 meter. Namun hingga saat ini belum ada yang bisa mengukur kedalaman pasti dari Danau Tolire.
Menurut Barry Kusuma dalam buku Top 15 Travel Destinations in Indonesia, air tawar di Danau Tolire Besar merupakan habitat berbagai macam ikan. Salah satu jenis ikan yang diketahui hidup di danau ini adalah ikan nila.
Meskipun demikian, warga sekitar tidak ada yang berani menangkap ataupun mencari ikan di danau ini. Bahkan untuk sekedar mandi dan mendekati bibir danau Tolire saja dianggap hal yang tabu. Alhasil danau Tolire yang memiliki air berwarna hijau kekuningan ini masih sangat alami.
Masyarakat sekitar danau Tolire meyakini bahwa danau ini dihuni banyak buaya siluman. Menurut cerita masyarakat setempat, jauh sebelum terbentuk danau, kawasan ini adalah sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera.
Kampung ini kemudian mendapat kutukan dan tenggelam setelah seorang ayah di kampung tersebut kedapatan menghamili anak gadisnya sendiri. Saat warga mengusir ayah dan anak ini dari kampungnya, terjadilah gempa besar yang membuat permukaan tanah amblas dan dipenuhi air.
Masyarakat percaya, bahwa orang-orang di kampung tersebut dikutuk menjadi buaya. Buaya inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai penghuni Danau Tolire. Terlepas dari legenda tersebut, di Danau Tolire memang terdapat buaya yang hidup di dalamnya.
Mitos selanjutnya terkait danau Tolire yakni bagian dasar danau ini dipercaya sebagai tempat harta karun milik Kerajaan Ternate. Harta karun ini milik masyarakat Kesultanan Ternate saat Portugis menjajah Ternate abad ke-15 yang sengaja dibuang ke danau agar tidak dirampas tentara Portugis.
Sejauh ini belum ada instansi atau pihak tertentu yang melakukan penyelidikan secara khusus atas kebenaran harta karun ini. Dibutuhkan teknik dan alat khusus untuk mendeteksi keberadaan harta karun ini.
Meskipun tidak bisa mandi dan memancing di danau Tolire, masyarakat tetap banyak yang berkunjung ke danau ini. Salah satunya yakni melakukan aksi lempar batu ke tengah danau.
Pengunjung yang melempar batu atau benda lainnya ke danau, bagaimana pun kuatnya melempar, tidak akan pernah menyentuh permukaan air danau. Bagi pengunjung yang tidak percaya, dapat mencoba sendiri. Di sekitar danau terdapat beberapa penjual batu yang memang menyediakan untuk pengunjung.
Masyarakat setempat percaya bahwa batu yang dilempar tidak menyentuh permukaan air karena tertahan oleh kekuatan gaib dari dasar danau. Menurut penduduk setempat kekuatan gaib diyakini datang dari buaya siluman yang ada di dalam danau.
Demikian fakta dan mitos seputar danau Tolire di Ternate. Terlepas dari legenda danau ini, kita sebagai warga Indonesia patut bangga karena memiliki kekayaan alam yang luar biasa dalam bentuk danau.
