INDORAYA – Genangan banjir yang sempat melanda wilayah Semarang dan Demak kini mulai surut. Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melanjutkan upaya penanganan untuk jangka menengah dan panjang.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, kembali meninjau kondisi di lapangan guna memastikan situasi terkini. Pada Senin (3/11/2025), ia bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, meninjau mesin pompa air di Sringin Terboyo dan pembangunan kolam retensi Terboyo.
“Hari ini kita bersama Bapak Kepala BNPB meninjau tempat modifikasi cuaca, mesin pompa, dan kolam retensi,” ujar gubernur.
Ia menegaskan, penanganan cepat terhadap bencana banjir dilakukan secara gotong royong antara pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten dan kota.
“Artinya kerja-kerja kolaboratif ini, yang akhirnya kita bisa memberikan pelayanan masyarakat agar tidak terganggu,” ungkapnya.
Luthfi menambahkan bahwa langkah pemerintah dalam mengatasi banjir terus dijalankan secara menyeluruh, baik untuk jangka menengah maupun panjang.
“Negara hadir menyelesaikan permasalahan ini, agar Semarang tidak lagi kaline banjir,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa dirinya mendapat mandat langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memantau sejauh mana penanganan banjir di wilayah Semarang dan Demak telah dilakukan.
“Dari hasil peninjauan, alhamdulillah ya, ini sudah relatif lebih baik. Kalau kita tadi jalan dari pusat kota ke titik banjir, masih ada genangan sedikit-sedikit. Tetapi 2-3 hari ini kami pastikan semuanya sudah kering dan terkendali,” terangnya.
Meski demikian, Suharyanto mengingatkan bahwa menurut informasi dari BMKG, curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga awal 2026. Oleh karena itu, diperlukan langkah mitigasi dan pencegahan yang berkelanjutan.
“Nah, untuk di udara ini sudah dilakukan operasi modifikasi cuaca. Bahkan untuk Jawa Tengah ini kita kerahkan kekuatan full ya, ada dua pesawat 1 kali 24 jam melaksanakan reduksi awan-awan hujan, yang bisa mengakibatkan hujan lebat,” tuturnya.
Sebagai solusi jangka panjang, pemerintah menyiapkan pembangunan dua kolam retensi untuk pengendalian banjir. Kolam pertama berada di Terboyo dengan luas 189 hektare dan kapasitas tampung 6.717.470 meter kubik, sementara kolam kedua di Sriwulan seluas 28 hektare dengan kapasitas 1.100.000 meter kubik.
“Progresnya sudah mencapai 40 persen,” jelasnya.
Untuk jangka pendek, Suharyanto menyebut bahwa pompa-pompa air telah ditempatkan di beberapa titik strategis untuk mempercepat penanganan genangan.
“Pompa-pompa ini dari pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota. Ini akan kita siagakan sampai kondisi membaik,” imbuhnya.
Ia berharap, pada tahun 2026 nanti, pembangunan kolam retensi sudah rampung sehingga penanganan banjir tidak lagi bergantung pada mitigasi jangka pendek.


