Ad imageAd image

120 Lukisan dari 31 Negara Dipamerkan di UIN Walisongo

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 54 Views
3 Min Read
Sejumlah pengunjung menghadiri pameran seni internasional Metamorfosart #4 di Galeri Nusantara UIN Walisongo, Selasa (31/05/22) (dok. Athok Mahfud)
INDORAYA – Sebanyak 120 karya seni rupa dari seniman di 31 negara di dunia dipamerkan di Kota Semarang, Selasa (31/05/22), dalam event Metamorfosart #4 International Art and Architecture Exhibition.

Pameran internasional dengan tema “Spiritualitas, Moderasi, dan Perdamaian” ini digelar oleh Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) di Galeri Nusantara UIN Walisongo Semarang.

Pameran tersebut menjadi ruang kreasi dan apresiasi yang menampilkan berbagai jenis seni rupa, di antaranya kartun, kaligrafi, sketsa, ilustrasi, drawing, desain arsitektur, dan lukisan digital.

Sekretaris Prodi ISAI, Abdullah Ibnu Thalhah mengatakan bahwa sebelumnya panitia telah menyebar undangan kepada seniman lokal, nasional, maupun internasional, untuk dapat berpartisipasi dalam acara itu.

“Undangan bersifat terbuka dan juga tertutup. Terbuka artinya kami mengumumkan langsung kegiatan ini agar mereka mengirimkan karya. Sedangkan tertutup mengundang beberapa seniman,” jelasnya.

- Advertisement -

Dalam pameran itu, ditampilkan beberapa lukisan dari seniman dari luar negeri. Antara lain dari negara Afganistan, Brazil, China, Jerman, India, Iran, Irak, Italia, Meksiko, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, salah satu seniman nasional yang diundang secara khusus untuk mengirimkan karyanya yaitu Gus Mus. Dalam pameran ini, Gus Mus mengirimkan lukisan kaligrafi Arab.

Aryo Sunaryo, kurator dalam pameran Metamorfosart #4 mengatakan, proses kurasi diawali dari seniman yang mengirimkan karyanya dalam bentuk soft lewat email.

Kemudian berdasarkan hasil kurasi, apabila suatu karya terpilih, maka panitia akan mencetaknya dalam bentuk fisik dan memamerkannya dalam event tersebut.

“Kalau dari dalam internal jurusan dan mahasiswa juga ada, sebelumnya di bulan puasa kemarin melakukan kegiatan mensketsa bareng. Beberapa ditampilkan di sini,” ungkap dosen sketsa ISAI UIN Walisongo itu.

Ibnu Thalhah melanjutkan, pameran internasional yang melibatkan seniman dari 31 negara ini memiliki pesan khusus untuk menyerukan perdamaian melalui seni visual.

Bahkan ia menilai, tema “Spiritualitas, Moderasi, dan Perdamaian” yang diangkat sangat relevan dengan permasalahan dunia saat ini, di mana terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina.

“Menariknya adalah di tengah keprihatinan adanya perang, seniman dari Ukraina dan Rusia itu dipamerkan di sini. Momennya tepat, ini pesan perdamaian dari Semarang untuk dunia,” tegasnya.

Thalhah berharap, pameran ini dapat memantik gairah masyarakat dalam berkreativitas dan mengapresiasi karya seni.

“Pameran seperti ini bisa langgeng, setiap seniman dari berbagai negara bisa menyuarakan keprihatinan bersama terhadap isu dan masalah sosial,” pungkasnya.

Share this Article