INDORAYA – Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Tulus Santoso, mengajak generasi muda untuk berperan aktif menciptakan siaran dan konten positif di era digital. Menurutnya, tantangan yang dihadapi pemuda saat ini jauh berbeda dengan masa penjajahan.
“Kalau dulu tantangannya adalah melawan penjajahan fisik, maka kini kita menghadapi banjir informasi yang luar biasa besar. Di tengah dunia digital, kita harus cermat memilah mana yang benar dan mana yang menyesatkan,” ujar Tulus, Selasa (28/10/2025).
Sebagai Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Pusat, Tulus menjelaskan bahwa era digital membuka ruang demokratisasi yang luas. Di mana publik bebas menyampaikan pendapat melalui berbagai saluran, termasuk media sosial dan platform digital.
Namun, ia menekankan bahwa kebebasan tersebut sering kali lebih menonjol dari sisi kuantitas ketimbang kualitas.
“Benar bahwa suara kita bisa menjadi cahaya yang menerangi isu tertentu. Tapi, bukan tidak mungkin justru menciptakan kebisingan informasi — bukan jadi cahaya, melainkan kabut yang menutupi kebenaran,” jelasnya.
Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun ini, Tulus menyerukan agar generasi muda turut menjaga ruang digital tetap sehat. Ia mendorong mereka untuk memproduksi konten audio dan audiovisual yang positif, mencerahkan publik, serta memperkuat semangat persatuan.
“Kita harus gelorakan semangat baru di era digital ini: satu klik untuk kebenaran, jutaan suara untuk persatuan, dan niat tulus untuk menjaga Indonesia,” tegasnya.


