INDORAYA – Setelah sempat menghindar dari sorotan publik, Kepala Sekolah SMAN 11 Semarang, Roro Tri Widyastuti, akhirnya memberikan penjelasan terkait kasus yang menyeret nama alumninya, Chiko Radityatama Agung Putra. Chiko diduga memproduksi dan menyebarkan foto serta video tidak senonoh menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dengan korban yang disebut melibatkan siswa, guru, dan alumni sekolah tersebut.
Sebelum memberikan pernyataan, Roro sempat sulit ditemui wartawan yang datang ke sekolah. Para jurnalis awalnya mencari ke beberapa ruang guru dan ruang wakil kepala sekolah, namun tidak menemukan keberadaannya. Mereka kemudian menunggu di area depan ruang Waka, yang saat itu sedang dipakai untuk kegiatan sosialisasi siswa.
Tak lama kemudian, awak media mendapat informasi bahwa ruang kepala sekolah berada di area Tata Usaha (TU), tak jauh dari pintu utama. Saat dikonfirmasi kepada beberapa guru dan pegawai TU, disebutkan bahwa Roro tengah menerima tamu. Para wartawan pun memilih menunggu di luar ruangan tersebut.
Beberapa saat kemudian, ketika pintu ruang kepala sekolah dibuka, terlihat Roro sedang berbincang dengan tiga guru yang merupakan para wakil kepala sekolah. Namun, ketika hendak diwawancarai, ia menolak memberikan komentar dan berpindah ke ruang lain. Sejumlah sumber menyebut bahwa Roro sempat menghindar dari awak media, bahkan dikabarkan bersembunyi di balik lemari dan kemudian menuju kamar mandi.
Setelah menunggu sekitar satu setengah jam, seorang guru keluar dan menyampaikan bahwa kepala sekolah bersedia memberikan keterangan, namun hanya untuk tiga media. Saat wawancara hendak dimulai, beberapa wartawan lain turut masuk sehingga jumlahnya lebih banyak dari rencana awal. Menyadari hal itu, Roro kembali meninggalkan ruangan tanpa berbicara, yang kemudian menimbulkan reaksi kecewa dari sejumlah jurnalis yang sudah menunggunya cukup lama.
Tak lama setelah mendapat masukan dari para guru, Roro akhirnya keluar kembali dan bersedia memberikan pernyataan resmi kepada awak media.
“Kami mohon doanya agar masalah ini segera selesai. Masalah ini sudah ditangani oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) Jawa Tengah juga. Monggo, kemudian kami dari pihak sekolah mohon dukungannya, mohon doanya agar peristiwa ini atau masalah ini segera selesai,” ujar Roro saat ditemui Indoraya.News, Senin (20/10/2025).
Ketika ditanya terkait hasil audiensi antara siswa dan pihak dinas, Roro memilih untuk tidak banyak berkomentar.
“Monggo, bisa bertanya kepada Dinas Pendidikan. Ini masih proses dan bertanya pada DP3AP2KB,” ucapnya singkat.
Saat disinggung mengenai tuntutan para siswa yang menginginkan kejelasan tanggung jawab pihak sekolah, Roro tetap menjawab dengan hati-hati.
“Masih menunggu proses juga. Tadi sudah didengarkan semuanya dan nanti nunggu proses juga,” imbuhnya.
Sementara itu, menanggapi pertanyaan soal klarifikasi tertutup yang dilakukan Chiko, Roro menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil demi kehati-hatian.
“Itu juga untuk kehati-hatian dan dan koordinasi dengan dinas juga. Cukup, terima kasih mohon doanya,” pungkasnya.


