INDORAYA – Roti ganjel rel, roti khas Semarang yang terinspirasi dari Onbitjtkoek, kue dari negeri kincir angin atau Belanda yang sempat eksis pada zaman kolonial. Inovasi kuenya sekarang sudah bisa kita nikmati karena di diproduksi di Jalan Giri Mukti Barat, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Meskipun kuliner masa kolonial, roti ganjel rel kini sudah diinovasi dengan rasa, bentuk dan kemasan yang bervariasi dan modern.
Sebagaimana penuturan pemiliki roti ganjel Aunil melalui putrinya, Zulfa Farah (27). Menurutnya, roti originalnya memiliki tekstur bantat dan hanya memiliki variasi basah saja tidaklah menarik dan memiliki rasa jadul.
“Kami coba inovasi agar masyarakat lebih tertarik dengan roti ganjel rel. Salah satunya, kita buat ganjel rel krezz. Jadi, bisa buat kudapan sekali gigit saja. Dan bisa langsung dirasakan,” ujar Farah saat ditemui dalam acara Semarang In Your Hands di Wisma BP Dikjur, Kamis (8/12/2022).
Menariknya, roti ganjel rel krezz ini dibuat menggunakan gluten free atau tidak memakai tepung terigu. Melainkan, menggunakan tepung jagung dan tepung singkong.
“Ini cocok sekali buat anak kebutuhan khusus (ABK) dan orang yang lagi diet. Karena, pakai tepung jagung dan singkong,” jelasnya.
Selain itu, kemasan yang digunakan adalah kemasan semi vakum sehingga mampu bertahan 14 hari hingga 6 bulan.
“Kalau yang original, bisa mampu bertahan 14 hari. Kalau ini (ganjel krezz), bertahan 6 bulan tanpa pengawet. Dan semua harganya dibanderol Rp 35 ribu,” imbuhnya.
Farah kemudian menceritakan awal mula orang tuanya menekuni bisnis kuliner ini. Berawal dari mandat Wali Kota Semarang periode 2010-2015, Sumarmo dan Takmir Masjid Kauman Semarang yang memintanya untuk membuat 1.000 potong roti ganjal untuk perayaan Dugderan.
“Sejak dari situ, kami membuat usaha roti ganjel rel. Kemudian berlanjut hingga sekarang, tetapi kalau ganjel rel krezz ini sejak tahun 2019,” jelasnya.
Dibalik Nama Roti Ganjel
Dalam kesempatan ini, Farah menceritakan sumber inspirasi roti ganjal yakni Onbitjtkoe kue khas Belanda yang eksis di zaman kolonial.
Saat diceritakan oleh ibunya, Farah membayangkan roti Belanda yang lezat dan menggiurkan. Karena kelezatanya menurutnya setiap orang yang di Semarang juga ingin membuat dan menikmati roti khas Belanda tersebut.
Namun, ia tahu membuat roti Onbitjtkoe ini tidaklah mudah dan murah karena bahan utamanya susah ditemukan di Semarang. Onbitjtkoe ini terbuat dari tepung terigu, telur yang banyak dan di atasnya ada semacam kenari.
“Akhirnya jalan keluarnya menggunakan gaplek atau dari ketela. Maka jadilah Onbijtkoek versi Jawa,” ucapnya.
Menurut Farah, dari cerita ibunya Roti Ganjel Rel di zaman dulu rasanya tidak enak. Karena bertekstur keras dan saat saat dikunyah cenderung lengket.
Sehingga ibu Farah, berinovasi menyulap Onbijtkoek menjadi roti ganjel rel yang memiliki ciri khas dan diminati banyak orang.
Selain itu, ia menceritakan asal muasal nama Ganjel Rel yang terinspirasi dari bentuknya seperti penahan rel kereta api atau ganjel rel.
“Kedua yaitu nama Ganjel Rel berasal dari penyempurnaan sebutan orang zaman dahulu yang lebih akrab disebut Ganjril,” ungkapnya.