INDORAYA – Calon Wali Kota Semarang nomor urut 2, Yoyok Sukawi mengapresiasi komitmen dan konsistensi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menciptakan demokrasi yang bermartabat tanpa terjebak dalam praktik korupsi dan politik uang.
Hal ini disampaikan oleh Yoyok Sukawi saat menghadiri acara Deklarasi Satuan Tugas (Satgas) Anti Politik Uang Berantas Seluruh Indikasi Haram atau SAPU BERSIH di Rumah Oleh-oleh Klinong Klinong di Pamularsih Kota Semarang, Sabtu (23/11/20224).
Yoyok Sukawi datang ke acara tersebut bersama pasangannya, Joko Santoso. Pasangan calon Koalisi Semarang Maju Bermartabat ini disambut hangat oleh kader PSI dengan tepuk tangan meriah dan teriakan “Yoyok-Joss Bocahe Dewe”.
Dia mengatakan, sejak awal berdiri pada tahun 2014, PSI telah mewarnai demokrasi dengan semangat gagasan anti korupsi dan anti intoleransi. Spirit inilah yang dinilai membuat PSI berkembang pesat dan diterima oleh masyarakat, khusunya anak muda.
“PSI ini adalah partainya anak muda yang peduli terhadap politik dan memiliki semangat untuk memperbaiki demokrasi kita. PSI sejak dulu selalu konsisten dengan isu anti korupsi dan anti intoleransi,” ungkap dia di hadapan kader PSI.
Di masa Pilkada serentak 2024 ini, Yoyok Sukawi menekankan pentingnya menjaga integritas agar pesta demokrasi berjalan adil, jujur, dan bebas dari segala bentuk menipulasi. Termasuk indikasi kecurangan politik uang (money politic).
“Demokrasi yang sehat itu berlandaskan pada kejujuran dan partisipasi masyarakat, bukan pada tawaran uang atau iming-iming materi. Kita punya tanggung jawab menciptakan Pilkada yang sehat dan bermartabat tanpa politik uang,” kata Yoyok Sukawi.
Selain itu, dia juga berpesan kepada seluruh kader PSI untuk terus mengedukasi masyarakat dan pemilih agar tidak terjebak pada praktik-praktik kecurangan yang dapat merusak kualitas demokrasi.
“Kami harap kader-kader PSI Kota Semarang bisa terus mengedukasi masyarakat, melakukan pendidikan politik, sehingga kesan bahwa politik itu kotor bisa hilang,” kata Anggota Komisi X DPR RI periode 2019-2024 tersebut.
Sementara Ketua DPD PSI Kota Semarang Bangkit Mahanantiyo mengatakan bahwa Satgas Anti Money Politic ini dibentuk karena partainya memiliki kepedulian terhadap demokrasi yang saat ini dirusak oleh praktik korupsi dan politik uang.
Menurut Bangkit, politik uang menjadi ancaman serius bagi demokrasi. Pelanggaaran ini bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap Pemilu, melahirkan pemimpin yang tidak bertanggung jawab, dan menghambat kesejahteraan rakyat.
“Ini adalah sebuah gerakan moral sekaligus komitmen bersama untuk menolak praktik politik uang yang mencederai prinsip keadilan dan integritas dalam demokrasi,” katanya dalam deklarasi Satgas Anti Money Politic DPD PSI Kota Semarang.
Saat ini tercatat sudah ada 983 kader PSI yang bergerak untuk memantau dan mengawasi indikasi kecurangan dalam gelaran Pilwakot 2024 ini. Termasuk di masa tenang pada 24 hingga 26 November 2024 besok yang rawan terjadi praktik politik uang.
Dalam deklarasi Satgas Anti Money Politic itu juga disepakati lima poin penting. Pertama, kader PSI Kota Semarang dengan penuh kesadaran menolak segala bentuk politik uang dalam pelaksanaan pemilu.
Kedua, berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam mengawasi dan melaporkan praktik praktik politik uang. Ketiga, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih pemimpin berdasarkan integritas, visi dan misi, bukan karena imbalan.
Keempat, bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat, penyelenggara, dan penegak hukum untuk menciptakan pemilu yang bebas dari segala bentuk kecurangan. Kelima, menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab dalam setiap langkah perjuangan.