Ad imageAd image

Wisata Semarang Zoo Bakal Direvitalisasi Tahun 2025, Butuh Kucuran Dana Rp100 Miliar

Athok Mahfud
1 View
3 Min Read
Manajer Pemasaran Semarang Zoo Swandito Widyotomo. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Wisata Semarang Zoo atau yang biasa disebut Bonbin Mangkang rencananya bakal direvitalisasi pada tahun 2025. Proses pembangunan diproyeksikan membutuhkan anggaran Rp100 miliar.

Manajer Pemasaran Semarang Zoo Swandito Widyotomo berkata, pihaknya tengah menyusun desain pembangunan yang ditargetkan pada 2025 atau 2026. Proses pembangunan ini direncanakan memakan waktu sekitar delapan bulan.

“Kami menyiapkan ada perubahan antara tahun 2025 dan 2026. Targetnya kita nanti akan menutup pelayanan delapan bulan, kemudian selesai pembangunan 100 persen baru kita buka,” katanya saat ditemui di Semarang Zoo, Kamis (27/12/2024).

Dito mengatakan, proses revitalisasi ini membutuhkan kucuran dana sekitar Rp96 hingga Rp100 miliar. Pihaknya telah menyiapkan dua skema pendanaan.

Pertama yaitu menggunakan APBD Kota Semarang. Namun jika memakai APBD, proses pembangunan baru bisa dilakukan pada tahun 2026. Skema kedua menggaet investor yang ditargetkan pembangunan bisa dimulai pada 2025 besok.

“Kita lagi mengajukan ke Pemkot, opsi lain ada dari investor, cuma kami memang membuat patokan itu 2025 sampai 2026 tinggal nanti bagaimana dana yang bisa lebih dulu turun,” katanya.

“Kalau 2025 setelah lebaran delapan bulan itu langsung close, nanti bukanya di Desember. Kalau ternyata nanti dari Pemkot yang turun, otomatis pengajuan 2025, keluarnya di 2026, baru eksekusinya 2026. Tapi kalau investor kan secepat mungkin bisa dilakukan paling cepat 2025,” imbuh Dito.

Dia mengatakan, pembangunan ini meliputi seluruh fasilitas di Semarang Zoo, mulai dari infrastruktur hingga konsep wisata. Kecuali infrastruktur yang sudah dibangun atas penyertaan modal tahun 2022.

Petugas sedang berinteraksi dengan satwa di wisata Semarang Zoo. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

Rencananya konsep wisata juga akan diubah menyerupai taman safari. Saat ini Semarang Zoo termasuk taman suaka margasatwa. Ada perbedaan antara suaka margasatwa dan taman safari.

“Nantinya satwa akan merasa seperti di lingkungannya, sebenarnya kita buat menyerupai safari. Konsepnya beda, yang satu dalam kondisi satwa di kandang yang nonton adalah pengunjungnya. Kalau safari yang nonton satwanya, pengunjungnya ditonton,” beber Dito.

Dalam rencana pembangunannya, nantinya tidak ada pembatas antara satwa dan juga wisatawan. Selain itu berbagai fasilitas dan sarana prasarana juga dibangun seperti klinik kesehatan.

“Kita akan menghilangkan pembatas, tidak ada jeruji, kecuali hal-hal tertentu, termasuk juga fasilitas lain seperti kesehatan harus kita buat kliniknya itu menjadi prasarana,” kata Dito.

Adapun yang ditekankan dalam revitalisasi ini adalah kenyamanan bagi satwa di mana satwa bisa hidup seperti di lingkungannya tinggal. Pihaknya pun berharap seluruh pihak bisa mendukung proses revitalisasi Semarang Zoo ini.

“Harapannya kebun binatang yang brandingnya Semarang Zoo menjadi ikon baru Kota Semarang karena kan kebun binatang di Jawa Tengah kan hanya ada Semarang kemudian Seruling Mas sama Solo cuma tiga,” imbuh Dito.

Share This Article