Indoraya NewsIndoraya NewsIndoraya News
Notification Show More
Font ResizerAa
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Copyright © 2023 - Indoraya News
Reading: Wapim DPRD Jateng: Pemuda Selayaknya Jadi Generasi Solusi, Bukan Generasi Simbolik
Font ResizerAa
Indoraya NewsIndoraya News
  • BERITA
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
  • SEMARANG
  • RAGAM
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Cari
  • BERITA
    • HUKUM KRIMINAL
    • PENDIDIKAN
    • EKONOMI
    • KESEHATAN
    • PARLEMEN
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • JATENG
    • DAERAH
  • SEMARANG
  • RAGAM
    • GAYA HIDUP
    • TEKNOLOGI
    • OLAHRAGA
    • HIBURAN
    • OTOMOTIF
  • OPINI
  • KIRIM TULISAN
Have an existing account? Sign In
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
(c) 2024 Indo Raya News
Jateng

Wapim DPRD Jateng: Pemuda Selayaknya Jadi Generasi Solusi, Bukan Generasi Simbolik

By Ainun Nafisah
Sabtu, 11 Okt 2025
129 Views
Share
3 Min Read
Heri Pudyatmoko, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah
SHARE

INDORAYA — Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko menegaskan bahwa generasi muda harus menjadi bagian nyata dari solusi bangsa, bukan sekadar simbol dalam upacara atau seremoni. Menurutnya, tantangan Indonesia ke depan—baik dalam hal ekonomi, lingkungan, maupun sosial—membutuhkan pemuda yang kritis, kolaboratif, dan berani mengambil peran dalam perubahan nyata.

“Pemuda tidak boleh berhenti di slogan dan seremoni. Mereka harus jadi generasi yang turun tangan, bukan hanya angkat tangan. Tantangan masa depan tidak butuh simbol, tapi aksi dan gagasan,” katanya.

Ia menilai, selama ini banyak program kepemudaan masih bersifat formal dan elitis, belum benar-benar membuka ruang bagi pemuda di desa, komunitas, atau sektor informal untuk terlibat dalam proses pembangunan.

“Banyak anak muda punya potensi besar di bidang teknologi, sosial, hingga lingkungan, tapi belum diberi ruang untuk menunjukkan kemampuannya. Pemerintah daerah harus ubah cara pandang: pemuda bukan objek binaan, tapi mitra strategis,” tegasnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk usia muda di Jawa Tengah (15–34 tahun) mencapai lebih dari 13 juta jiwa, atau sepertiga dari total populasi. Angka ini menunjukkan potensi besar bonus demografi, namun tanpa dukungan pendidikan, pelatihan, dan partisipasi kebijakan yang inklusif, potensi tersebut bisa berubah menjadi beban sosial.

Heri menyoroti bahwa tantangan pemuda saat ini tidak hanya soal lapangan pekerjaan, tapi juga krisis kepercayaan dan relevansi.

“Banyak anak muda idealis tapi frustrasi karena merasa tidak didengar. Maka pemerintah harus menciptakan sistem yang menghargai inisiatif dan keberanian berpikir berbeda,” katanya.

Ilustrasi: Peran generasi muda dalam membawa perubahan lebih baik di lingkungan sekitarnya.

Ia juga mengajak organisasi kepemudaan, lembaga pendidikan, dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam membangun ekosistem kepemudaan yang produktif. Program start-up berbasis desa, pelatihan wirausaha sosial, dan komunitas kreatif, menurutnya, bisa menjadi wadah nyata bagi pemuda untuk berkontribusi.

“Bayangkan kalau tiap desa punya satu program inovasi yang dikelola pemuda—dari pengelolaan sampah, pertanian digital, sampai energi alternatif. Itu bukan mimpi, asal diberi dukungan dan kepercayaan,” ujarnya.

Heri juga menyoroti pentingnya pendidikan kepemimpinan berbasis empati sosial di sekolah dan kampus. Ia menilai bahwa kepemimpinan sejati tidak lahir dari kompetisi semata, tapi dari kemampuan mendengar, memahami, dan menggerakkan orang lain.

“Kita butuh generasi muda yang tidak hanya pintar, tapi punya kepekaan sosial dan moral publik,” tambahnya.

Sebagai penutup, Heri menekankan bahwa pemuda hari ini harus menjadi bagian dari jawaban, bukan sekadar penonton dalam perubahan bangsa.

“Kalau dulu generasi muda berjuang merebut kemerdekaan, sekarang mereka harus berjuang memastikan kemerdekaan itu bermakna bagi semua. Jadilah generasi solusi—yang berpikir, bekerja, dan menginspirasi,” pungkasnya.

TAGGED:Generasi SimbolikHeri PudyatmokoPeran Pemuda
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp

Terbaru

  • Abadi Nan Jaya: Ketika Jamu, Ambisi, dan Mayat Hidup Menyatu di Tanah Jawa Sabtu, 15 Nov 2025
  • Membaca Indonesia melalui Novel Terbaru Ratih Kumala “Koloni” Sabtu, 15 Nov 2025
  • Longsor Cilacap: 3 Warga Tewas, 20 Masih Hilang Sabtu, 15 Nov 2025
  • Chiko Resmi Ditahan Polda Jateng, Penanganan Kasus Tetap Sesuai Prosedur Jumat, 14 Nov 2025
  • Lewat Program “Pegadaian Mengajar”, Tenaga Kesehatan Banyumas Dibekali Literasi Keuangan Jumat, 14 Nov 2025
  • Digelar 10 Hari, Pameran dan Kontes Tanaman Hias di Semarang Kembali Geliatkan Komunitas Jumat, 14 Nov 2025
  • Inovasi Profesor Undip Ini Jadi Rujukan Dunia, Mampu Olah Kekayaan Alam untuk Pangan Fungsional Jumat, 14 Nov 2025

Berita Lainnya

Daerah

Longsor Cilacap: 3 Warga Tewas, 20 Masih Hilang

Sabtu, 15 Nov 2025
Jateng

Chiko Resmi Ditahan Polda Jateng, Penanganan Kasus Tetap Sesuai Prosedur

Jumat, 14 Nov 2025
Jateng

Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Jateng Rampungkan 10 Embung Tahun Ini

Jumat, 14 Nov 2025
Jateng

Jawa Tengah Targetkan Juara Umum MTQH Nasional 2026 sebagai Tuan Rumah

Jumat, 14 Nov 2025
Indoraya NewsIndoraya News
Follow US
Copyright (c) 2025 Indoraya News
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • STANDAR PERLINDUNGAN WARTAWAN
  • TENTANG KAMI
  • DISCLAIMER
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?